Wilayah hutan di sana memiliki potensi tinggi untuk menghasilkan madu, sehingga para pencari madu banyak berdatangan.
Baca Juga: Sinopsis Baywatch, Kisah Penyelamatan Para Penjaga Pantai Tayang Malam Ini
"Para pencari madu tidak hanya merupakan warga Desa Suriamukti saja, tetapi banyak juga dari luar daerah. Sehingga, ketersediaan madu di hutan sangat terbatas," tuturnya.
Selain madu, kata Iwan, pemasaran hasil bumi lainnya di Desa Suriamukti juga tidak mengalami kendala. Banyak pendatang yang membeli hasil bumi Desa Suriamukti.
Berbeda dengan usama madu, menurut penuturan Kabid Perindustrian Diskoperindag Sumedang, Sutisna, sebagian besar pelaku usaha UMKM (usaha mikro kecil menengah) di Kabupaten Sumedang justru mengalami penurunan omzet yang cukup drastis.
Baca Juga: Eratkan Tali Persahabatan, Tiongkok Kembali Kirim Bantuan Alat Kesehatan Covid-19 untuk Indonesia
Berdasarkan laporan dari para pelaku usaha, Sutisna menuturkan bahwa penurunan omzet bahkan sampai di bawah 50 persen.
Sebagai contoh, kata Sutisna, pengrajin makanan teng teng asal Cikoneng Ganeas harus menelan kerugian sebab banyak pedadang mengembalikan barang dangannya karena sepi pembeli.
Menurut laporan baru dari salah satu pelaku usaha, tahun ini, dia harus menghadapi kenyataan bahwa usahanya merugi puluhan juta.***