PR BANDUNGRAYA - Platform media sosial yang dikenal sebagai 'bursa kerja online' LinkedIn dikabarkan sedang bermasalah.
LinkedIn merupakan platform jejaring sosial yang dibuat oleh Microsoft. Pada 2017, LinkedIn tercatat memiliki pengguna lebih dari 500 juta di seluruh dunia.
Pencapaian LinkedIn dalam menggaet pengguna menjadi alasan mengapa media sosial ini patut diperhitungkan untuk dimiliki, terutama bagi mereka yang memiliki andil dalam dunia karier.
Baca Juga: Dibintangi Dilraba Dilmurat, Intip 7 Alasan Kenapa Kamu Harus Nonton Dracin The Long Ballad
Namun, kabar buruk terkait LinkedIn berembus di tahun 2021 ini. Di mana dikabarkan bahwa sejumlah data pengguna Linkedin ketahuan berada di 'etalase' penjualan.
Sebagaimana dilansir PRBandungRaya.com dari Antara, LinkedIn mengaku menemukan seumlah data pengguna mereka yang terekspos dan dijual.
Data pengguna LinkedIn dijual di dark web. Data tersebut membuat nama lengkap pengguna LinkedIn, alamat email, nomor telepon, hingga jenis kelamin.
Baca Juga: Jadwal Sholat Dzuhur Kota Bandung dan Sekitarnya Hari Ini Sabtu, 10 April 2021
Situs tersebut menuliskan terdapat arsip berisi data dari 500 juta profil LinkedIn dijual di forum peretas.
Berdasarkan hasil penyelidikan internal, pihak LinkedIn memastikan bahwa data yang terekspos dalam etalase penjualann data adalah data profil pengguna LinkedIn yang bisa dilihat oleh publik.
"Data itu termasuk profil yang bisa dilihat publik, yang kelihatannya diambil dari LinkedIn," kata LinkedIn.
Baca Juga: Operasi London Bridge dan Kaitannya dengan Berpulangnya Pangeran Philip
LinkedIn menegaskan bahwa platform mereka tidak diretas.
Data pengguna diambil dengan cara scraping atau menghimpun informasi yang ada di profil publik.
LinkedIn juga menegaskan tidak ada data dari anggota akun privat dari set data yang mereka tinjau.
Dalam tulisan di blog resmi tersebut, LinkedIn tidak menyebutkan berapa banyak pengguna yang terdampak insiden ini.***