Mode pemindaian yang melacak dua benda ini akan dilakukan pada waktu yang mendekati peristiwa tersebut, sehingga diharapkan dapat memberikan prediksi yang lebih akurat.
Kendati demikian, orbit Bumi rendah diprediksi akan meningkat secara signifikan, sekitar 10 sampai 20 persen.
Peristiwa seperti ini sebenarnya pernah terjadi sebelumnya. Misalnya pada Februari 2009, dimana satelit komunikasi operasional Iridum 33 bertabrakan dengan Kosmos 2251, satelit militer bekas milik Rusia.
Tabrakan tersebut menghasilkan 1.800 keping puing-puing yang baru terlacak pada bulan Oktober.
International Space Station sejauh ini memprediksi potensi tabrakan antar sampah luar angkasa akan terjadi tiga kali pada tahun 2020 ini.
Baca Juga: Janji Bantu Pemerintah Atasi Konflik Papua, Jusuf Kalla: Aceh Saja yang Keras Begitu Bisa Damai
Peluncuran dan pengembangan teknologi satelit yang semakin terjangkau disinyalir menjadi faktor utama penyebab tingginya jumlah sampah luar angkasa buatan manusia.
Maka dari itu, orbit Bumi sudah terlalu banyak dengan objek buatan manusia, sehingga memperbesar potensi tabrakan.***