PR BANDUNGRAYA - Tersiar kabar di media sosial Twitter yang mengklaim bahwa relawan vaksin Covid-19 di Texas tak bisa berjalan karena kakinya melepuh usai divaksinasi.
Diklaim bahwa efek samping dari penyuntikan vaksin Covid-19 adalah munculnya luka di bagian kaki. Keluarga relawan menuntut tanggung jawab atas kejadian ini.
Berdasarkan hasil penelusuran sebagaimana dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Turnbackhoax.id dalam artikel "[SALAH] Telapak Kaki Relawan Melepuh Efek Samping Suntik Vaksin Covid-19", klaim tersebut adalah hoaks.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Vaksin Covid-19 Pfizer dapat Menyebabkan Kemandulan Bagi Perempuan?
Kabar ini pertama kali dibagikan oleh pemilik akun Twitter @Markdennispara 1 dan @Maferba6_ dengan narasi sebagai berikut.
"Maaf, menilai, tapi saya menyukaimu tetapi saya tidak mempercayai vaksin apa pun, efek sampingnya jauh lebih buruk daripada Siegel yang dibayar untuk memaksa ingin membiarkannya. Bagaimana kalau mengundang Patricia Chandler di acara Anda dan menanyakan bagaimana dia menangani efek samping, lihatlah. "
“Sepupu saya patricia yang tinggal di Austin, Texas adalah sukarelawan dalam studi vaksin Covid-19 baru-baru ini dan mengalami reaksi merugikan yang parah. Dia tidak bisa berjalan atau pergi bekerja selama hampir 4 minggu sekarang karena luka berdarah di kakinya. Luka ini disebut Letusan Obat Tetap bagi mereka yang mungkin ingin menggali lebih dalam bagaimana ini bisa terjadi… ”
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Kondom Merek Hurex Mengandung Air Zam-Zam dan Dicap Halal oleh MUI?
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui luka di bagian telapak kaki relawan tersebut bukan karena suntik vaksin. Sebab, sang relawan, Patricia Chandler mengajukan diri sebagai sukarelawan obat plasebo, bukan suntik vaksin Pfizer.
Plasebo merupakan metode untuk menguji efektivitas obat atau suatu perawatan medis tertentu sebelum dipergunakan secara massal.
Plasebo bisa berupa pil, suntikan, atau metode pengobatan lainnya. Plasebo juga sering disebut sebagai obat kosong karena “obat-obatan” plasebo tidak mengandung bahan aktif yang dimaksudkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan.
Baca Juga: Asyik Xiumin EXO Bakal Tampil Perdana di Acara Ini Usai Wajib Militer, EXO-L yang Kangen Siap-siap!
Dalam melakukan uji klinis vaksin, relawan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok uji dan kelompok plasebo.
Kelompok uji adalah mereka yang mendapatkan vaksin sesungguhnya, sementara kelompok plasebo hanya diberi obat kosong.
Tujuannya untuk mengetahui efek psikologis dari relawan setelah mendapatkan suntikan sehingga membantu peneliti mengetahui apakah vaksin benar-benar efektif atau hanya sugesti dari pasien.
Baca Juga: Daebak! BTS dan Super Junior Bakal Cetak Rekor, Ini Alasan The Fact Music Awards 2020 Wajib Ditonton
Patricia merupakan relawan yang masuk kelompok plasebo, dirinya hanya mendapatkan suntikan berupa sedikit air garam (isotonik). Oleh karenanya kondisi pada kulit tidak termasuk dalam gejala suntikan tersebut.
Penyakit yang diderita Patricia berawal pada akhir Oktober hingga menyebabkan bengkak dan luka yang besar.
Setelah menjalani beberapa perawatan, dokter mengatakan luka di kakinya dengan istilah “Fixed Drug Eruption” (FDE), yakni sebuah reaksi alergi akibat dari obat yang dikonsumsi pada kulit atau bagian tubuh.
Baca Juga: Terbongkar Kondisi Asli Panggung dan Studio MAMA 2020, Mengkhawatirkan!
Patricia sendiri telah memberikan klarifikasi melalui video yang menyebutkan luka di kakinya bukan diakibatkan karena suntik vaksin.
Berdasarkan hasil penelusuran, terbukti bahwa melepuhnya kaki Patricia bukan karena vaksin Covid-19, sehingga klaim yang beredar di media sosial Twitter adalah hoaks.***