Cek Fakta: Benarkah Vaksin Covid-19 Pfizer dapat Menyebabkan Kemandulan Bagi Perempuan?

- 12 Desember 2020, 18:34 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 disebut dapat menyebabkan kemandulan bagi perempuan.
Ilustrasi vaksin Covid-19 disebut dapat menyebabkan kemandulan bagi perempuan. /PIXABAY/fernando zhiminaicela

PR BANDUNGRAYA – Beberapa waktu lalu, sebuah tangkapan layar yang menunjukkan suatu artikel berita tentang anggapan vaksin virus Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan bagi perempuan beredar di media sosial.

Unggahan tersebut beredar sejak 5 Desember 2020 di media sosial Instagram, Twitter, dan Facebook dan telah disebarkan oleh ribuan pembaca.

Dalam artikel di tangkapan layar itu, disebutkan bahwa seorang peneliti Pfizer menemukan informasi tentang vaksin Covid-19 milik perusahaannya dapat menyebabkan kemandulan bagi perempuan.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Kondom Merek Hurex Mengandung Air Zam-Zam dan Dicap Halal oleh MUI?

Vaksin yang disebutkan itu adalah vaksin berbasis mRNA yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech.

Hoaks vaksin menyebabkan kemandulan untuk wanita.
Hoaks vaksin menyebabkan kemandulan untuk wanita.

Sebagaimana dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari AFP Fact Check, artikel tersebut diketahui berasal dari Michael Yeadon, seseorang yang diduga mantan peneliti Pfizer.

Pada akun LinkedIn miliknya, Yeadon mengaku pernah bekerja sebagai peneliti di bagian alergi dan pernapasan pada tahun 2011, 8 tahun sebelum pandemi Covid-19 merebak.

Baca Juga: Asyik Xiumin EXO Bakal Tampil Perdana di Acara Ini Usai Wajib Militer, EXO-L yang Kangen Siap-siap!

Menurut Yeadon, vaksin Covid-19 yang telah dibagikan ke khalayak akan melatih sistem imun untuk menyerang protein dalam formasi plasenta syncytin-1 dan menyebabkan kemandulan pada tubuh perempuan.

Sementara itu, ketika ditelusuri lebih lanjut, menurut ahli medis dan pihak Pfizer, tidak ada kasus kemandulan yang tercatat dalam uji klinis vaksin Covid-19 tersebut.

Berdasarkan keterangan dari Dasantila Golemi-Kotra, profesor di bidang mikrobiologi di York University, vaksin mRNA ini tidak dikembangkan sebagaimana disebutkan oleh Yeadon.

Baca Juga: Daebak! BTS dan Super Junior Bakal Cetak Rekor, Ini Alasan The Fact Music Awards 2020 Wajib Ditonton

“Vaksin mRNA bekerja dengan memberikan tubuh molekul instruksional yang membuat sel-sel tubuh manusia dapat memperkuat tubuh melawan protein spike,” kata Golemi-Kotra seperti dikutip dari AFP Fact Check.

Selain itu, Dervila Keane, juru bicara Pfizer juga mengungkapkan bahwa kandungan syncytin-1 dalam protein spike jumlahnya hanyalah 4 asam amino.

Dengan jumlah yang sedikit tersebut, tidak akan ada proses auto-imun pada protein pembentuk plasenta.

Baca Juga: Terbongkar Kondisi Asli Panggung dan Studio MAMA 2020, Mengkhawatirkan!

Oleh sebab itu, kabar mengenai vaksin Covid-19 yang dapat menyebabkan kemandulan pada tubuh perempuan merupakan kabar yang tidak benar atau hoaks.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x