BANDUNGRAYA.ID - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke menjelaskan penyebab harga minyak goreng naik melonjak.
Menurut Oke, menjelang Natal dan Tahun Baru (NATARU) terjadi kenaikkan harga minyak goreng.
Kenaikan tersebut, lanjutnya, diakibatkan gejala global pasokan bahan baku untuk minyak nabati menurun.
"Terjadi penurunan produksi CPO dari Malaysia angkanya kisaran 8 persen. kemungkinan produksi CPO dalam negeri di Indonesia juga akan turun, dari target 49 juta ton mungkin akan dihasilkan 47 juta ton," kata Oke dilansir BANDUNGRAYA.ID dari Antara, Kamis 25 November 2021.
Menyiasati kenaikan minyak tersebut, Kementerian Perdagangan sebanyak 11 juta liter minyak goreng mulai disalurkan ke 45.000 ritel perdagangan nasional sebagai langkah menangani kenaikan harga komoditas tersebut.
"Sudah disalurkan dan sedang berlangsung," kata Oke
Minyak goreng murah tersebut dijual di 45.000 gerai Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) di seluruh Indonesia.
Harga minyak goreng ditetapkan Rp14.000 per liter dengan maksimal pembelian satu liter.
Oke memperkirakan harga minyak goreng bergerak meningkat hingga tahun depan.
Pasalnya, minyak sawit mentah atau CPO sebagai bahan baku dari minyak goreng termasuk ke dalam komoditas yang harganya melambung belakangan ini.
Baca Juga: Ingin Cairkan BLT UMKM 1,2 Juta Tanpa Harus Antre? Pakai Cara Ini
"Kita prediksi sampai kuartal I 2022 (harga) masih meningkat terus. Karena termasuk komoditas yang supercycle yang harganya meningkat tajam. Di satu sisi harga supercycle memberi berkah, di sisi lain memberi dampak negatif untuk minyak goreng. Jadi, ini naik terus dan ini kemungkinan beranjak naik terus," tukasnya.***