Network
PR BANDUNGRAYA – Belum lama ini Bank Dunia merilis data statistik utang internasional (International Debt Statistics/ IDS).
Dari data tersebut menyebutkan bahwa Indonesia berada di posisi tujuh dari daftar 10 negara dengan berpendapatan kecil-menengah dengan utang luar negeri terbesar.
Pada tahun lalu jumlah utang luar negeri Indonesia tercatat mencapai 402,08 miliar dolar AS atau setara Rp5.910 triliun dengan akumulasi dari total utang luar negeri pemerintah, BUMN, dan swasta.
Baca Juga: ShopeePay Perkuat Keamanan Akun Pengguna dengan Rekognisi Wajah dan Sidik Jari
Mengenai hal tersebut Ketua MPR, Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta penjelasan kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengenai pengelolaan dana dan pemanfaat utang luar negeri kepada masyarakat luas.
Bamsoet menilai penjelasan yang komprehensif dirasa sangat penting dan diperlukan agar menghindari kesalah pahaman di masyarakat mengenai alasan negara harus berutang.
"Semua elemen masyarakat harus mengawal penggunaan utang luar negeri Indonesia. Tak salah jika masyarakat menyoal atau mempertanyakan pemanfaatan utang sebagaimana yang telah diklaim menteri keuangan,” ucap Bamsoet di Jakarta pada 22 Oktober 2020.
Baca Juga: Adakan Digi Social Fest 2020, 50 Ide dari Telkom Schools Berhasil Terpilih Jadi yang Terbaik
Bamsoet melanjutkan bahwa banyak yang mempertanyakan seberapa besar manfaat utang negara dalam memerangi kemiskinan serta alasan mengapa bunga yang dibayarkan Indonesia lebih tinggi.
Kementerian Keuangan diminta harus berhati-hati serja bijak dalam penggunaan dana utang negara tersebut yang di khawatirkan akan terjadi peyalahgunaan.
