Semua kalangan diminta agar tidak terlalu mengkhawatirkan efek candu dalam e-sport yang justru penilaian tersebut mengkambinghitamkan e-sport.
Baca Juga: Robert Alberts Ungkap Penyebab Kekalahan Persib atas Arema FC
”Banyak cara memicu kreativitas anak, salah satunya melalui gim. Terhadap efek-efek negatif, misalnya kekhawatiran anak akan kecanduan gim itu juga perlu dipikirkan, tapi tidak berarti mengambinghitamkan e-sport karena sebelum e-sport ada juga gim sudah bertebaran." harapnya.
Baca Juga: INNALILAHI, Ameer Azzikra Anak Kedua Ustadz Arifin Ilham Meninggal Dunia, Ini Kata Alvin Faiz
Apabila setelah melalui perencanaan matang, tapi dalam perjalanannya penerapan kurikulum e-sport ini memang justru menimbulkan lebih banyak efek negatif, kata Budiana, tidak ada yang akan kontra apabila kurikulum itu dihentikan.
Artikel ini perdana tayang di Pikiran Rakyat berjudul "Kabar E-Sport Masuk Kurikulum Sekolah, Selalu Soal Pertempuran Nilai-Nilai Lama dan Baru".
”Sederhananya, kalau mudaratnya lebih banyak, harus dihentikan. Namun selama membawa kemanfaatan, membawa maslahat, lanjutkan,” ujar Budiana.*** (Pikiran Rakyat/Arif Budi Kristanto)