Viral Janda di Cianjur Mengaku Hamil Tanpa Hubungan Seksual, Bisakah? Begini Penjelasan Ilmiahnya

- 14 Februari 2021, 11:24 WIB
Ilustrasi kehamilan.
Ilustrasi kehamilan. /PIXABAY/luciana_ferraz

PR BANDUNGRAYA – Baru-baru ini masyarakat media sosial dihebohkan dengan munculnya kabar bahwa ada seorang wanita di Cianjur bernama Siti Zainah yang diduga hamil, bahkan telah melahirkan tanpa adanya hubungan seksual dengan pria.

Berdasarkan cerita yang beredar, wanita yang berusia 25 tahun itu mengaku tiba-tiba hamil, kemudian telah melahirkan seorang bayi di Puskesmas Cidaun.

Pada awalnya, Zainah yang kala itu tengah bersantai di rumahnya disebutkan merasakan ada angin yang masuk melalui alat kelaminnya.

Berselang 15 menit, dia kemudian merasakan sakit di perutnya yang lalu membesar seperti sedang hamil tanpa mengetahui penyebabnya.

Baca Juga: Hari Valentine 2021, Berikut 5 Ucapan Cinta Bahasa Sunda yang Paling Romantis untuk Orang Tersayang

Kejadian ini lantas menghebohkan jagat maya dan menjadi buah bibir di media sosial.

Sebab, kebanyakan orang mungkin mengetahui dari edukasi seks bahwa dibutuhkan adanya hubungan seksual antara pria dan wanita agar terjadi kehamilan.

Lantas bagaimana dengan yang terjadi pada Siti Zainah? Dapatkan kehamilan terjadi tanpa adanya hubungan seksual?

Jawabannya adalah iya. Akan tetapi, ada syarat atau metode khusus yang dibutuhkan agar terjadi kehamilan tanpa adanya hubungan seks dengan penetrasi.

Baca Juga: Sistem Gaji PNS Bakal Dirombak, Simak Besaran Gaji dan Tunjangan di Tahun 2021

Sebagaimana dilansir PRBandungRaya.com dari Healthline, pada dasarnya kehamilan dapat terjadi akibat aktivitas yang melibatkan sel sperma masuk ke dalam atau melalui alat kelamin perempuan.

Agar terjadi kehamilan, sel sperma harus bertemu dengan sel telur di dalam tuba falopi wanita, lalu sel telur yang telah dibuahi harus ditanamkan di dalam lapisan dinding rahim.

Dalam hal ini, hubungan seksual dengan penetrasi di dalam vagina membantu proses sel sperma mencapai dan membuahi sel telur dengan lebih mudah dan cepat, sehingga memperbesar kemungkinan kehamilan.

Untuk dapat dibuahi, sel telur pun harus terlebih dahulu dilepaskan dari ovarium. Hal ini biasanya terjadi satu kali dalam sebulan, sekitar 14 hari sebelum menstruasi, pada masa ovulasi.

Baca Juga: Jelang Tampil di Liga Champions, Liverpool Malah Keok di Markas Leicester

Sebelum seorang pria ejakulasi penuh, tubuhnya tetap dapat memproduksi cairan pra-ejakulasi yang juga dapat mengandung sel sperma.

Selain itu, wanita yang subur juga memproduksi cairan yang membantu sel sperma masuk dengan lebih mudah saat berhubungan seksual.

Jika cairan yang mengandung sperma dari laki-laki melakukan kontak dengan area kelamin wanita, meskipun kemungkinannya kecil, namun kehamilan tetap dapat terjadi tanpa adanya penetrasi.

Fenomena ini pun kerap disebut sebagai splash pregnancy. 

Sperma dapat masuk tanpa adanya penetrasi oleh alat kelamin pria, maupun masuk dengan adanya penetrasi dari mainan atau alat pembantu hubungan seksual yang terlibat.

Baca Juga: PPPK 2021 Sepi Peminat, Usulan Formasi Guru Belum Capai 1 Juta

Selain melalui hubungan seksual dengan penetrasi maupun splash pregnancy, kehamilan juga dapat terjadi dengan prosedur medis seperti intrauterine insemination (IUI) dan in vitro fertilization (IVF).

Metode dengan menggunakan prosedur medis ini biasanya akan sangat berguna bagi yang membutuhkan donor sperma atau sel telur.

Seperti pada pasangan sesama jenis atau orang-orang yang tidak memungkinkan melakukan hubungan seksual, namun ingin memiliki anak kandung.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah