Menjaga Kebebasan Berekspresi? Begini Penjelasan Haris Azhar

- 9 Desember 2022, 07:00 WIB
Menjaga Kebebasan Berekspresi? Begini Penjelasan Haris Azhar
Menjaga Kebebasan Berekspresi? Begini Penjelasan Haris Azhar /Foto: Instagram/ @harisazhar/

BANDUNGRAYA.ID- Haris memiliki darah India dan Banjar yang berasal dari kakek pihak ayahnya. Saat kecil aktivis HAM sering menerima candaan rasisme. Bukan candaan yang menyinggung tapi candaan yang biasa dilontarkan orang Indonesia sehari-hari.

Haris menjadi sarjana hukum Trisakti sementara pendidikan masternya di Essex University jurusan HAM. Founder yayasan Lokataru ini pernah terlibat dalam perdebatan yang tiada berujung. Namun dia sadar berusaha mejawab adalah termasuk salah satu jawabannya.

Haris suka dengan proses filsafat ilmu, adanya tata krama, tata berpikir dan proses menemukan. Menurut dia teknologi banyak digunakan tapi kurang dipahami. Kesadaran memilih menurutnya perlu dilatih.

Baca Juga: Cody Gakpo Timnas Unggulan Netherlands Siap Ditransfer Manchester United, Klub Setan Merah: Jangan Nambah Ya

Founder yayasan Lokataru juga bilang bahwa kemajuan teknologi harus ada batasan. Dia mengatakan kemajuan teknologi selalu dibicarakan dimana-mana sementara tanggung jawab etis terhadap teknologi masih minim.

Perjanjian dagang Trans Pasific Partnership (TPP) sempat dianggap solusi namun mengalami kebuntuan karena adanya perbedaan kepentingan antara negara maju dan negara berkembang yang tidak bisa seimbang satu sama lain.

Haris juga membeberkan standar norma yang berbeda. Dia memberi analogi pakaian orang Hawai tidak mungkin dipakai oleh orang-orang yang bermukim di Timur Tengah.

Dia mengatakan Amerika boleh datang dengan Trans Pasific Partnership atau Cina menawarkan Belt and Road Initiative. Namun sebagai penguasa kita harus daya tawar yang tinggi dan mampu bernegosiasi dengan para negara maju tersebut.

Dia mengutip pernyataan Munir yang pernah bilang tidak ada ideologi apapun yang tuntas menjawab masalah kemanusiaan. Haris juga membeberkan fakta bahwa pada dasarnya kita belum tahu problem apa yang kita hadapi.

Ketika ditanya mantan Mendag ini mengenai demokrasi yang ideal versi Indonesia. Haris mengungkapkan mungkin dia terlalu naif mengharap tetapi berdasarkan pengalamannya dia mengharapkan dua hal.

Baca Juga: 15 Latihan Soal Penilaian Akhir Semester (PAS) Pelajaran Matematika Kelas 11, Ada Kunci Jawabannya

Pertama, kita harus nikmati kritik besarkan telinga, mata dan yang kedua pentingnya demokratisasi ekonomi, bisnis, industri yang cenderung dikuasai oligarki tertentu.

Dia memberi contoh pertumbuhan ekonomi negara maju biasanya hanya 2-3 persen tetapi fasilitas pendidikan dan kesehatan bisa dinikmati secara merata. Dia mengatakan buat apa pertumbuhan ekonomi 5-6 persen jika yang menikmati hanya segelintir orang kaya.

Definisi demokrasi menurut Haris Azhar adalah kehendak bebas untuk berbicara. Apapun pekerjaan yang kita lakukan kita harus memiliki kebebasan bukannya terkekang oleh hal-hal tidak penting.

Dia menegaskan demokrasi bukannya melakukan demo harus dapat izin polisi dulu atau salah dalam status cuitan bisa terancam penjara. Gambaran demokrasi saat ini menurut Haris hanya sekedar fetivalisasi foto pejabat tetapi minim aksi nyata melindungi rakyat.

Aktivis HAM ini juga bilang bahwa banyak pemimpin yang terpilih karena sensasionalisasi tanpa adanya karya nyata. Bukan berarti dia mengatakan bahwa semua pemimpin di negara ini adalah penjahat. Namun kebanyakan yang marak terjadi sekarang adalah hal-hal seperti ini.

Ingin tahu lebih detail, kalian bisa menyaksikan kanal YouTube Gita Wirjawan.***

Editor: Raabi Ghulamin Halim

Sumber: YouTube Gita Wirjawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x