PR BANDUNGRAYA - Situasi di Myanmar sedang bergolak, kudeta militer terjadi di negara tersebut, tokoh besar sekaligus penasihat negara Aung San Suu Kyi pun ditangkap.
Kudeta tersebut dilakukan oleh Angkatan Darat Myanmar dan kekuasaan lalu diserahkan pada Jenderal Senior Min Aung Hlaing pada senin pagi waktu setempat.
Menurut pihak militer pun mengungkapkan alasan dilakukannya kudeta tersebut sebagai reaksi atas kecurangan pemilu yang terjadi tahun lalu.
Baca Juga: Cara Mudah Klaim Listrik Gratis dari PLN, Gak Pakai Ribet, Buruan dan Perhatikan Batas Akhirnya
Atas kejadian tersebut, banyak pihak turut bereaksi.
Beberapa warga Myanmar yang tinggal di Jepang melancarkan aksi untuk menyampaikan penolakan atas kudeta militer yang terjadi di negaranya.
Mereka juga mengkhawatirkan Aung San Suu Kyi dan berharap pihak militer segera membebaskannya.
Baca Juga: Ingin Klaim Listrik Gratis dari PLN? Perhatikan Syarat dan Aturan yang Wajib Dipatuhi
Selain itu, Bank Dunia pun turut menyatakan sikap prihatinnya atas situasi yang terjadi di Myanmar.
Mereka pun memberi peringatan bahwa peristiwa itu bisa menyebabkan proses pembangunan negara itu mengalami kemunduran.
"Kami menaruh perhatian pada keselamatan dan keamanan rakyat Myanmar, termasuk staf dan rekan kami, serta merasa terganggu dengan pemutusan kanal komunikasi, baik di dalam Myanmar sendiri maupun dengan dunia luar," kata Bank Dunia dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip PRBandungRaya.com dari Antara.
Namun Bank Dunia pun menyatakan akan tetap berkomitmen terhadap tujuan Myanmar yang sudah bermitra dengan mereka dalam satu dekade terakhir.
Mereka menjadi mitra dan berkomitmen dalam dukungan peralihan negara tersebut menjadi demokratis juga membantu upaya Myanmar dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan peningkatan inklusi sosial.
"Kami selalu mendukung rakyat Myanmar," kata Bank Dunia.***