Joe Biden Setujui Serangan Udara AS ke Suriah terhadap Fasilitas Milisi yang Didukung Iran

26 Februari 2021, 10:45 WIB
Ilustrasi: Serangan udara Amerika Serikat ke Suriah untuk mengincar fasilitas milisi yang didukung Iran. /Pixabay/cocoparisienne

PR BANDUNGRAYA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Kamis, 25 Februari 2021 mengarahkan serangan udara militer AS di Suriah Timur terhadap fasilitas milisi yang didukung Iran.

Dikutip PRBandungRaya.com dari Reuters, serangan pertama kali memiliki ruang lingkup terbatas.

Untuk saat ini, keputusan Joe Biden untuk menyerang hanya di Suriah, AS memberi pemerintah Irak tenggat saat melakukan penyelidikan terhadap serangan pada 15 Februari yang melukai orang Amerika.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan bahwa pasukan militer AS melakukan serangan udara terhadap infrastruktur yang digunakan oleh kelompok militan yang didukung Iran di Suriah timur atas arahan Presiden Joe Biden.

Baca Juga: Ditutup Hari Ini! Segera Daftar Kartu Prakerja Gelombang 12, Simak Caranya di Sini

“Presiden Biden akan bertindak untuk melindungi personel Amerika dan Koalisi. Pada saat yang sama, kami telah bertindak dengan cara yang disengaja yang bertujuan untuk menurunkan situasi keseluruhan baik di Suriah timur dan Irak,” kata Juru bicara Pentagon John Kirby.

Juru bicara Pentagon John Kirby menambahkan bahwa serangan itu menghancurkan banyak fasilitas di titik kontrol perbatasan yang digunakan oleh sejumlah kelompok militan yang didukung Iran, termasuk Kata'ib Hezbollah (KH) dan Kata'ib Sayyid al-Shuhada (KSS).

Seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan keputusan untuk melakukan serangan ini dimaksudkan untuk mengirimkan sinyal bahwa meskipun Amerika Serikat ingin menghukum milisi, mereka tidak ingin situasi berubah menjadi konflik yang lebih besar.

Pejabat itu menambahkan bahwa Biden diberikan berbagai opsi dan salah satu tanggapan yang paling terbatas dipilih.

Baca Juga: Perkuat Hubungan Bilateral, Joe Biden Telepon Raja Saudi untuk Pertama Kalinya setelah Renggang Cukup Lama

Tidak segera jelas kerusakan apa yang disebabkan dan apakah ada korban dari serangan AS.

Serangan balasan militer AS telah terjadi beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir.

Serangan roket terhadap posisi AS di Irak dilakukan ketika Washington dan Teheran mencari cara untuk kembali ke kesepakatan nuklir 2015 yang ditinggalkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump.

Sejak akhir 2019, Amerika Serikat melakukan serangan profil tinggi terhadap kelompok milisi Kata'ib Hezbollah di Irak dan Suriah sebagai tanggapan atas serangan roket yang terkadang mematikan terhadap pasukan pimpinan AS.

Pada masa pemerintahan Trump, eskalator bolak-balik memicu ketegangan, yang berpuncak pada pembunuhan pemimpin militer Iran Qassem Soleimani oleh AS dan serangan rudal balistik Iran terhadap pasukan AS di Irak tahun lalu.

Baca Juga: Liga Eropa : Ditahan Imbang Belgrade, AC Milan Tetap Lolos Ke Babak 16 Besar

Tidak jelas bagaimana berlangsungnya, serangan itu dapat memengaruhi upaya AS untuk membujuk Iran kembali ke negosiasi tentang kedua belah pihak yang melanjutkan kepatuhan dengan perjanjian.

Pada 15 Februari, roket menghantam pangkalan militer AS yang bertempat di Bandara Internasional Erbil di wilayah yang dikelola Kurdi menewaskan satu kontraktor non-Amerika dan melukai sejumlah kontraktor Amerika dan seorang anggota layanan AS.

Serangan lain menghantam pangkalan yang menampung pasukan AS di utara Baghdad beberapa hari kemudian melukai setidaknya satu kontraktor.

Roket menghantam Zona Hijau Baghdad yang menampung kedutaan AS dan misi diplomatik lainnya.

Baca Juga: Cara Cek Saldo Rekening BLT BPJS Ketenagakerjaan, Termin 2 Akan Segera Cair untuk Karyawan

Awal pekan ini, kelompok Kata'ib Hezbollah, salah satu kelompok milisi Irak yang berpihak pada Iran, membantah berperan dalam serangan roket tersebut.

Beberapa pejabat Barat dan Irak mengatakan serangan, yang sering diklaim oleh kelompok yang kurang dikenal, dilakukan oleh militan yang memiliki hubungan dengan Kata'ib Hezbollah sebagai cara bagi sekutu Iran untuk mengganggu pasukan AS tanpa dimintai pertanggungjawaban.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler