Serangan di Prancis Berulang Kali Terjadi, Ahli Sebut Ini Masalah Utamanya

- 31 Oktober 2020, 11:27 WIB
 Ilustrasi aksi protes di Prancis.
Ilustrasi aksi protes di Prancis. /Pexels/Nicolas

PR BANDUNGRAYA – Belakangan ini berbagai serangan telah terjadi di Prancis.

Dua pekan setelah insiden dipenggalnya seorang guru, serangan kembali terjadi di sebuah gereja di Nice, Prancis, dan menewaskan tiga orang.

Prancis berulang kali menjadi sasaran serangan dari ekstremis. Sementara negara lainnya seperti Jerman, Inggris, Italia, dan bahkan Denmark, tempat di mana karikatur kontroversial Nabi Muhammad pertama kali diterbitkan, tidak mengalami insiden serangan yang sebanding.

Baca Juga: Misteri Kota Atlantis yang Hilang, 7 Tempat Ini Diduga Menjadi Lokasinya

Dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Politico, Prancis menjadi target berbagai serangan karena pemahaman sekularisme yang dinilai sangat kental di negeri menara Eiffel ini.

Menurut Farhad Khosrokhavar, direktur studi di EHHS, School for Advanced Studies in the Social Sciences, pemahaman sekularisme ini memicu berbagai tindakan yang berujung pada penistaan agama.

Sebelumnya, serangan akibat publikasi karikatur Nabi Muhammad pernah terjadi pada tahun 2015, namun tetap tak menghentikan majalah satir Charlie Hebdo untuk kembali menerbitkan publikasi serupa.

Lebih lanjut, Khosrokhavar mengemukakan bahwa sekularisme di Prancis seharusnya menjadikan negara ini bersikap netral dan menyerukan penghormatan terhadap agama di ruang publik, bukan justru memunculkan intoleransi.

Baca Juga: 5 Fakta Proyek Jurassic Park di Taman Nasional Komodo yang Menuai Polemik

Akan tetapi, pemahaman sekularisme moderat yang baru-baru ini berlaku di Prancis, mengubahnya menjadi sesuatu yang bersifat ekstrem.

Halaman:

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Politico


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x