Umat Muslim Amerika Serikat Temukan Cara Baru Rayakan Idulfitri 1441 H saat Pandemi Corona

24 Mei 2020, 10:04 WIB
Ilustrasi masjid, perayaan hari raya Idul Fitri. /PIXABAY/Syaibatulhamdi

PIKIRAN RAKYAT - Perayaan Idulfitri 1441 Hijriah yang berbeda dari biasanya bukan hanya dirasakan umat muslim di Indonesia, tapi juga umat muslim di dunia terkhusus Amerika Serikat sebagai negara dengan kasus virus corona terbanyak.

Dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Aljazeera, Minggu 24 Mei 2020, dokter sekaligus ketua Dewan Komunitas Muslim Michigan, Mahmoud Al-Hadidi yang tinggal di Michigan Amerika Serikat mengakui bahwa perayaan Idulfitri tahun ini akan sangat berbeda.

Tidak akan ada yang sembahyang massal di masjid, tidak ada sarapan bersama, tidak ada karnaval, dan tidak ada pesta malam. Bahkan, pertemuan keluarga pada lebaran kali ini akan sangat terbatas.

Baca Juga: Lebaran di Tengah Pandemi Corona, Ridwan Kamil: Selamatkan Nyawa Lebih Mulia daripada Silaturahmi

"Biasanya kami mengadakan pesta besar di rumah saya dengan 400 hingga 500 orang," kata Al-Hadidi.

Namun, adanya kebijakan social distancing sebagai upaya menahan laju penyebaran virus corona yang akan berlangsung hingga 28 Mei mendatang, tidak lantas menutup semangat umat muslim untuk merayakan Idulfitri di hari libur mereka.

Michigan Utara merupakan rumah bagi salah satu komunitas muslim terbesar di Amerika Serikat. Penduduk di sana mengaku telah menemukan cara inovatif untuk menyambut liburan tiga hari selama akhir Ramadhan hingga Idulfitri 1441 H sembari tetap mengikuti aturan social distancing.

Baca Juga: Kasus Corona Bandung Nyaris 300 Orang, Oded M Danial Minta Warga Rayakan Idulfitri #DiRumahAja

"Kami bertekad untuk merayakan dan bahagia terlepas dari semua keadaan, kami akan beradaptasi," ucap Al-Hadidi.

Hari Raya Idulfitri yang berlangsung pada Minggu, 24 Mei 2020 akan diisi dengan ceramah pagi yang akan disiarkan langsung di televisi lokal dan media sosial.

Di hari yang sama, mobil-mobil dapat berbaris di luar masjid untuk menerima bingkisan hadiah untuk anak-anak, ini adalah kali pertama pembagian hadiah dilakukan secara drive-thru.

Baca Juga: Bukan hanya Video Call, Aplikasi Ini Bisa Menunjang Mudik Virtual ke Kampung Halaman

Layaknya tradisi silaturahmi umat muslim di berbagai belahan dunia lain, lebih dari 250.000 umat muslim di Michigan akan mengunjungi kerabat atau menghadiri pertemuan besar di mana orang-orang akan diberikan jamuan makanan.

"Biasanya kami pergi ke masjid untuk salat dan sarapan, dan pada malam hari kami pergi makan malam," kata Lama Samman Nasry, seorang penduduk di pinggiran Franklin, Detroit, yang bekerja di sebuah klinik darurat.

"Kami menghabiskan sebagian besar hari di luar rumah," tutur dia.

Baca Juga: Bukan hanya Video Call, Aplikasi Ini Bisa Menunjang Mudik Virtual ke Kampung Halaman

Samman Nasry mengaku dirinya juga akan turut berpartisipasi memberikan hadiah dan makanan kepada umat muslim lainnya.

"Ini akan menjadi perayaan yang lebih tenang dan pastinya berbeda," ucapnya.

Michigan menjadi salah satu negara yang paling terpukul selama pandemi virus corona dengan lebih dari 53.000 kasus positif dan lebih dari 5.000 kematian.

Baca Juga: KABAR BAIK Kasus Sembuh Corona di Sumedang Bertambah Satu Orang, Pasien Langsung Sujud Syukur

Michigan juga menjadi salah satu negara bagian yang melakukan social distancing paling ketat, bahkan hingga mendorong kelompok kecil pengunjuk rasa dengan senjata berdemonstrasi di ibukota negara bagian.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan bahwa menurutnya rumah ibadah merupakan tempat yang terbilang penting, sehingga ia meminta pada Gubernur untuk mengizinkan pembukaan tempat ibadah tersebut meskipun virus corona masih mengancam.

"Ini (tempat ibadah. red) adalah tempat-tempat yang menyatukan masyarakat kita dan menyatukan rakyat kita," kata Donald Trump.

Baca Juga: Bupati Sumedang: Penyaluran Bantuan Sosial Tunai dari Kementerian Sosial akan Dituntaskan Hari Ini

Sementara itu, Firas Bazerbashi, seorang dokter, mengatakan bahwa saat ini sebagian penduduk Michigan telah memahami risiko kesehatan, sehingga perayaan komunitas adat tidak akan dilaksanakan pada Hari Raya Idulfitri 1441 H.

Setelah berminggu-minggu karantina, kata Firas, masyarakat telah belajar untuk menggantikan kunjungan keluarga secara fisik dengan panggilan telepon dan sesi zoom.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler