Kasus Kematian Corona Lampaui Tiongkok, India Kelabakan Rumah Sakit Tak Sanggup Lagi Tampung Pasien

29 Mei 2020, 19:35 WIB
TENAGA Medis India di Mumbai.* FRANCIS MASCARENHAS/REUTERS /

PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Kesehatan India mengonfirmasi total 4.706 kematian akibat virus corona atau COVID-19 per Jumat 29 Mei 2020, angka ini resmi melampaui kasus kematian di Tiongkok, sebagai negara yang pertama kali mengonfirmasi kasus virus tersebut.

India, sebagai salah satu negara padat penduduk di dunia kini menjadi titik penyebaran baru virus tersebut, sebab dalam beberapa hari terakhir India telah mengalami lonjakan kasus bahkan para tenaga medis mengaku kewalahan.

Hari ini, India mencatat 7.466 kasus baru, sehingga total kasus virus corona menjadi 165.799 orang. Negara bagian Maharashtra dan Mumbai menjadi pusat penyebaran virus karena telah menyumbang 36 persen kasus dan 42 persen kematian.

Baca Juga: Awasi Penyaluran Dana Bansos COVID-19, KPK Luncurkan Aplikasi 'JAGA Bansos'

Kondisi di Mumbai terbilang cukup parah, sebab saat ini jumlah pasien lebih banyak daripada jumlah tempat tidur di kota tersebut. Sebagai negara bagian dengan kasus terbanyak, tenaga medis di Mumbai juga bekerja overwork.

Karena kekurangan tempat tidur, pasien terpaksa harus menunggu selama berjam-jam, bahkan berhari-hari agar bisa di rawat di rumah sakit. Pasien akan dilempar dari rumah sakit satu ke rumah sakit lain. Kondisi pasien di ranjang rumah sakit pun banyak yang sekarat.

Sebuah video di rumah sakit Sion di Mumbai, dekat pemukiman kumuh, Dharavi, yang dibagikan di media sosial juga viral, di mana video tersebut menunjukkan pasien di berbagi tempat tidur dan bahkan berbaring di lantai.

Baca Juga: Tersiar Kabar Hand Sanitizer Sebabkan Satu Unit Sepeda Motor di Jember Meledak, Simak Faktanya

Saat ini pemerintah India mengaku takut akan adanya lonjakan kasus di Dharavi, ada sekira 700.000 hingga satu juta orang yang tinggal berdesakan di wilayah tersebut.

Menurut penuturan Ashiwini Bhide, perwakilan dari perusahaan sipil di Mumbai, sejak April 2020 sebuah stadion berkapasitas 5.000 orang telah dialihfungsikan menjadi fasilitas karantina dengan 500 tempat tidur.

"Bergantung pada pengalaman itu, fasilitas baru direncanakan," kata Bhide kepada Reuters seperti dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Aljazeera.

Baca Juga: Total Anggaran Rp 31,7 Triliun, BLT Dana Desa per Mei 2020 Baru Disalurkan 68 Persen

Pekan lalu, otoritas Kota Mumbai telah menginstruksikan pejabat publik untuk menyediakan setidaknya 100 tempat tidur di rumah sakit swasta di semua titik kota, agar pasien virus corona dapat segera ditangani.

Para ahli mengatakan sejumlah kota di India dipadati penduduk namun memiliki sistem layanan kesehatan yang minim, membuat negara ini kelabakan, tak siap menangani krisis kesehatan terbesar di abad ini.

Menurut data terbaru dari Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), India memiliki 0,5 tempat tidur untuk setiap 1.000 orang pasien.

Baca Juga: Siap Hadapi New Normal, PT KAI Buat Prosedur Cek Suhu Tubuh Penumpang Tiap 3 Jam Sekali

Sementara itu, Tiongkok memiliki 4,3 tempat tidur rumah sakit untuk setiap 1.000 orang, dan Amerika Serikat memiliki 2,8 untuk setiap 1.000 orang.

Saat ini, Tiongkok, tempat di mana virus mematikan itu pertama kali muncul pada akhir tahun 2019 lalu, tidak lagi melaporkan kematian baru atau dugaan kasus baru pada Jumat 29 Mei 2020. Per hari ini, Tiongkok memiliki kasus kematian total 4.634 orang dari 82.995 pasien yang terinfeksi.

Meskipun jumlah kasus meningkat, India terus melonggarkan pengunciannya untuk mengurangi efek signifikan dari pandemi terhadap perekonomian, apalagi negara-negara bagian miskin di India menjadi korban kebijakan lockdown paling parah.

Baca Juga: Objek Wisata Sumedang Kompak Tutup saat Pandemi, Ratusan Pengunjung Lokal Gagal Liburan

Jutaan orang miskin India, termasuk pekerja migran, terus menderita karena kebijakan lockdown yang ketat. Imbasnya banyak migran yang kebilangan pekerjaan. Mereka kelaparan dan kini tengah berjuang untuk kembali ke desa asal mereka.

Beberapa nekat jalan kaki dan mudik menggunakan sepeda sejauh ratusan kilometer di tengah musim panas, kondisi itu membuat puluhan orang pejuang mudik meninggal karena kelelahan atau mengalami kecelakaan di tengah jalan.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler