Innalillahi... Belasan Anak Tak Berdosa Sedang Baca Al Quran Tewas karena Ledakan di Afghanistan

- 20 Desember 2020, 18:41 WIB
Ilustrasi ledakan di Afghanistan.
Ilustrasi ledakan di Afghanistan. /PIXABAY

PR BANDUNGRAYA - Tragedi nahas menimpa anak-anak tak berdosa terjadi di Afghanistan Timur.

Anak-anak tak berdosa tiba-tiba diserang dengan bahan peledak yang dibawa oleh seseorang tak dikenal.

Menggunakan sepeda motor sebagai alat untuk meledakan bahan peledak, aksi tak berprikemanusiaan itu berhasil menewaskan belasan anak tak berdosa yang sedang membaca Al Quran.

Baca Juga: Diduga Terlibat Kasus Korupsi Bansos, Berikut Profil dan Perjalanan Karier Gibran Rakabuming Raka

Sebagaimana dilaporkan PR Cirebon dalam artikel "Sedih, 15 Anak Sedang Membaca Quran Tewas dalam Ledakan Bom Afghanistan Timur", tragedi ini berlangsung pada Jumat, 18 Desember 2020 lalu.

Diketahui, anak-anak tersebut berkumpul di sebuah rumah di provinsi Ghazni untuk membaca ayat-ayat quran, sebagai kegiatan rutin pada hari Jumat, hari suci Islam, ketika ledakan tersebut terjadi.

"Sayangnya, akibat insiden ini 15 orang, yang semuanya anak-anak, menjadi syahid," kata Wahedullah Jumazada, juru bicara gubernur provinsi itu, dikutip dari The Straits Times.

Baca Juga: Gibran Disebut dalam Dugaan Kasus Korupsi Bansos, Klarifikasi KPK Jadi Sorotan Andi Arief

Polisi Ghazni mengkonfirmasi ledakan itu dan semua korbannya adalah anak-anak. Sementara, dua puluh orang lainnya, termasuk beberapa anak, terluka.

Juru bicara kementerian dalam negeri Tariq Arian sebelumnya mengatakan bahwa kelompok itu berkumpul di distrik Gilan untuk membaca Alquran.

Pembicaraan damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan untuk mengakhiri perang negara itu ditunda hingga Januari.

Baca Juga: Andi Arief Seret Nama Joko Widodo Terkait Isu Gibran yang Diduga Terlibat Korupsi Bansos

Kekerasan telah melonjak di seluruh negeri sejak pembicaraan dibuka pada bulan September di ibu kota Qatar, Doha, dengan Taliban berusaha untuk mengungguli.

Pasukan Taliban dan pemerintah sering bentrok di provinsi Ghazni, tempat pemberontak menguasai beberapa daerah.

Tiga puluh personel keamanan tewas bulan lalu ketika seorang pembom mobil bunuh diri menyerang pangkalan militer di dekat kota Ghazni, ibu kota provinsi.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Tersiar Foto Rombongan Koruptor Tak Pakai Borgol di Luar Sel, Cek Kebenarannya

Presiden AS yang akan segera berakhir, Donald Trump, telah mendorong untuk mengakhiri perang terpanjang di Amerika, dengan Washington menandatangani kesepakatan dengan Taliban awal tahun ini yang berkomitmen untuk menarik semua pasukannya dari negara itu pada Mei 2021.

Taliban terutama menargetkan pasukan pemerintah di daerah pedesaan sejak penandatanganan kesepakatan, di mana mereka berjanji untuk memulai negosiasi dengan pemerintah Afghanistan.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah menyerukan putaran berikutnya dari negosiasi perdamaian yang akan diadakan di Kabul, mengatakan tidak pantas untuk bertemu di "hotel mewah".

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Anggota FPI Memeras Sopir Truk Sebelum Berjihad, Tinjau Kebenarannya

Negosiator Taliban telah terbang ke Pakistan, di mana mereka bertemu Perdana Menteri Imran Khan pada hari Jumat. Khan meminta kedua belah pihak untuk mengurangi kekerasan dan menyetujui gencatan senjata.*** (Arman Muharam/PR Cirebon)

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: PR Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah