Terang-terangan 'Musuhi' Tiongkok, Donald Trump Ternyata Pernah Minta Bantuan Xi Jinping saat Pemilu

- 18 Juni 2020, 11:32 WIB
Presiden ke-45 AS, Donald Trump.
Presiden ke-45 AS, Donald Trump. /Instagram @realdonaldtrump

PR BANDUNGRAYA - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump diketahui pernah meminta bantuan Presiden Tiongkok, Xi Jinping agar ia kembali terpilih dalam pemilihan presiden tahun 2020 ini.

Dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Antara, sebagaimana dilaporkan Reuters, hal itu diungkap oleh Penasihat Keamanan Nasional, John Bolton lewat buku barunya "The Room Where It Happened: A White House Memoir" yang dirilis baru-baru ini.

Bolton merupakan penasihat kebijakan luar negeri dan penasihat peperangan yang telah dipecat oleh Donald Trump karena ada perbedaan pendapat terkait kebijakan program pemerintah.

Baca Juga: Cek Fakta: Abu Vulkanik Dikabarkan Ampuh Membunuh Virus Corona

Bolton juga mengatakan bahwa presiden Amerika Serikat itu sempat menyatakan keinginannya untuk menghentikan penyelidikan-penyelidikan kriminal demi memberikan keberpihakan pribadi kepada para diktator yang dia sukai.

Tulisan-tulisan dalam buku Bolton turut dikutip oleh media ternama seperti The New York Times, Wall Street Journal, dan Washington Post, yang menyebabkan Gedung Putih menyerang Bolton.

Bersama-sama, media-media itu juga menggambarkan sosok presiden Amerika Serikat, yang dicemooh oleh para penasihat utamanya. Mereka juga menggambarkan Donald Trump pada tuduhan-tuduhan pelanggaran hukum yang jauh lebih luas dari pada tuduhan yang mendorong DPR, yang dikuasai Partai Demokrat, untuk memakzulkannya tahun lalu.

Baca Juga: Lagi, Telur Infertil Tak Layak Konsumsi Ditemukan dalam Bansos Covid-19, Kali Ini Ada di Sumedang

Sebelumnya, buku Bolton sempat dihadang untuk diterbitkan, sebab Pemerintah berpendapat bahwa buku itu berisi informasi rahasia negara dan akan merongrong keamanan nasional.

Senat yang dikuasai Partai Republik membebaskan Donald Trump dari pemakzulan pada awal Februari.

Saat itu Donald Trump dituduh menahan bantuan militer Amerika Serikat pada 2019 untuk menekan Presiden Ukrania, Volodymir Zelensky agar memberikan informasi yang berpotensi merugikan lawan politik Donald Trump, Joe Biden dari Partai demokrat.

Baca Juga: 'Blue Sky', Drama Korea Selatan Adaptasi BTS Universe Masuki Tahap Produksi Awal

"Andaikan penasihat pemakzulan Demokrat tak terobsesi dengan serangan kilat Ukraina 2019, andaikan bersabar untuk menyelidiki lebih sistematis tentang perilaku Trump atas kebijakan luar negerinya yang menyeluruh, hasil pemakzulan mungkin berbeda," ucap Bolton dalam bukunya yang diterbirkan di Wall Street Journal.

Kritikus Bolton mencatat, dia menolak bersaksi di depan penyelidikan DPR, alih-alih patuh pada arahan Gedung Putih.

Tuduhan-tuduhan Bolton memberikan amunisi baru bagi kritikus menjelang pilpres 3 November, termasuk peristiwa-peristiwa di balik layar mengenai percakapan Doland Trump dengan Xi Jinping yang telah menjadi topik sensitif dalam pemilu AS.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Permenpan RB REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x