Kebaya Goes to UNESCO, Ternyata Beginilah Sejarah dan Fakta Mengenai Kebaya

- 28 Oktober 2022, 20:14 WIB
Kebaya Goes to UNESCO, Berikut Sejarah dan Fakta Mengenai Kebaya
Kebaya Goes to UNESCO, Berikut Sejarah dan Fakta Mengenai Kebaya /Instagram.com/@tissabiani/

 

BANDUNGRAYA.ID - Bagi seorang perempuan mengenakan kebaya tidak hanya untuk mengartikulasikan dirinya melalui pakaian, tetapi juga memiliki makna yang lebih luas.
 
Kebaya merupakan identitas asli masyarakat Indonesia. Warisan budaya ini perlu dilestarikan dan dijaga untuk menghindari klaim dari negara lain. Maka munculah pendaftaran kebaya agar diakui warisan budaya Indonesia oleh UNESCO.
 
Sejumlah komunitas pecinta kebaya tengah gencar melaksanakan kampanye 'Kebaya Goes to UNESCO'. 
 
Kampanye tersebut tentunya dilakukan sebagai bentuk kebanggan warga Indonesia terhadap kebaya untuk masuk sebagai warisan budaya tak benda di organisasi UNESCO.
 
Diantaranya artis Dian Sastro yang kerap mengkampanyekan memakai kebaya untuk kegiatan sehari - hari di akun instagramnya.
 
Untuk mendapatkan pengakuan dari UNESCO tidaklah mudah karena ada beberapa proses yang harus diikuti agar bisa diakui.
Ada beberapa langkah untuk memperoleh pengakuan kebaya sebagai warisan budaya. Salah satunya dengan mengajak masyarakat Indonesia khususnya para perempuan dalam turut berperan.
 
Untuk mendukung kampanye Kebaya Goes to UNSECO, ada beberapa hal yang dapat diikuti seperti dikutip dari akun Instagram @kebayagoestounesco yaitu dengan mengunggah foto menggunakan kebaya di Instagram pribadi.
 
Sejarah Kebaya
Kata kebaya berasal dari bahasa Arab yakni Abaya yang berarti jubah atau pakaian longgar.
 
Di waktu lampau, kebaya dikenakan dan dipasangkan dengan kain atau sarung, serta digunakan oleh banyak wanita Indonesia dan juga Melayu.
 
Bentuk awal kebaya konon berasal dari Kerajaan Majapahit, di mana busana ketika itu dikenakan oleh permaisuri dan juga selir raja.
 
Sebelum masuknya Islam, pada abad IX, masyarakat Jawa telah mengenal sejumlah istilah busana. Akan tetapi saat itu, kaum wanita masih setia dengan padanan kain dan kembenyang membebat dada sekedarnya.
 
Selanjutnya dengan masuknya Islam, kemudian terjadi penyesuaian pakaian yang dikenakan masyarakat menjadi lebih menutup dada.
 
Ketika itu masyarakat membuat semacam outer, berupa kain tipis untuk menutup bagian belakang tubuh, bahu dan kedua lengan.
 
Penggunaan kebaya sejak zaman dahulu, tercatat dalam catatan resmi bangsa Portugis saat pertama kali mereka mendarat di Indonesia.
 
Di mana dalam catatan itu dijelaskan bahwa kebaya merupakan pakaian kaum wanita di Indonesia saat abad ke-15 hingga 16.
 
Catatan tersebut menyebutkan bahwa kebaya hanya dipakai oleh priyayi yakni kaum bangsawan.
 
Namun seiring berjalannya waktu kebaya kemudian banyak dipakai oleh masyarakat pribumi termasuk isteri petani yang memakai kebaya dari kain tipis dan mengaitkan bagian depan menggunakan peniti.***
 
 

Editor: Siti Resa Mutoharoh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah