BANDUNGRAYA.ID- Dua warga asing dilaporkan menjadi korban dalam insiden yang menewaskan 151 orang dalam semalam itu. Namun terkonfirmasi bukan Warga Negara Indonesia. Hal ini disampaikan KBRI Seoul Minggu 30 Oktobrer 2022.
"Terdapat informasi adanya 2 orang WNA yang menjadi korban namun telah dipastikan bahwa kedua orang tersebut bukan WNI," ujar Duta Besar Indonesia untuk Korea, Gandi Sulistiyanto
Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam insiden naas perayaan Halloween di Itaewon Korea Selatan.
Hal ini ditegaskan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul, Korea Selatan.
Seperti yang dilansir Antara, KBRI dalam keterangan tertulisnya menyatakan bahwa, hingga pagi ini, informasi dari kepolisian menyebutkan bahwa belum diketahui adanya WNI yang menajdi korban.
Dalam koordinasinya dengan berbagai pihak, KBRI menggali informasi tentang kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban.
Juru bicara Kemenlu mengatakan, pihaknya selain berkoordinasi dengan otoritas setempat seperti rumah sakit untuk memastikan tidak adanya WNI yang menajdi korban insiden tersebut.
Kabarnya KBRI Seoul juga telah membuka hotline bagi WNI terkait dengan tragedi naas itu. adapaun nomor hotline yang dapat dihubungi adalah +82 1053942546.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, mengeluarkan perintah untuk memastikan perawatan cepat bagi mereka yang terluka dan terus meninjau keamanan lokasi perayaan.
Baca Juga: Pesepakbola Song Heung-min Sampaikan Belasungkawa atas Tragedi Halloween di Itaewon Korsel
Insiden yang mematikan banyak orang ini, kini menjadi sorotandan mengundang banyak simpati dunia.
Bahkan Amerika Serikat lewat tulisan Penasehat Keamanan Nasiona Gedung Putih Jake Sullivan di Akun Twitter, menyatakan kesiapan pemerintah Amerika Serikat untuk membantu Korea Selataan menanggulangi peristiwa Itaewon ini.
"Laporan dari Seoul sangat memilukan. Kami memikirkan semua orang yang kehilangan orang yang dicintai dan berharap pemulihan cepat bagi mereka yang terluka. Amerika Serikat siap memberikan dukungan apa pun yang dibutuhkan Republik Korea,” tulis Sullivan.***