Rendahnya testosteron menjadi salah satu penyebab fisiologis jumlah sperma rendah. Profesor Shanna Swan, ahli epidemiologi di Icahn School of Medicine, Mount Sinai, New York, kejatuhan kadar sperma dapat membahayakan kesehatan pria secara serius.
"Bahan kimia menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang dapat memicu 'malapetaka reproduksi'," katanya.
Faktor-faktor lain termasuk merokok tembakau dan mariyuana, serta tingkat obesitas yang meningkat juga mungkin berperan.
Sementara itu, penelitian sebelumnya menunjukkan tingkat kelahiran di negara maju telah turun selama bertahun-tahun. Selain itu, rata-rata wanita memiliki dua setengah anak pada tahun 2020, lebih sedikit dibandingkan dengan lima anak pada 50 tahun yang lalu.
Saking berbahayanya penemuan ini, tingkat sperma yang anjlok menjadi salah satu isu yang sering dibahas oleh orang terkaya di dunia, Elon Musk.***