Network
Srettha mengunjungi lokasi penembakan serta memanggil korban luka di rumah sakit. Dia juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan mengatakan dia memantau situasi dengan cermat.
“Yang paling saya pedulikan saat ini adalah keselamatan seluruh warga. Saya meminta seluruh pekerja untuk memantau situasi, dan semoga semua orang selamat,” tulisnya di media sosial X (Twitter).
Diketahui, bahwa tersangka merupakan seorang remaja berusia 14 tahun yang merupakan seorang pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Rajavithi.
Bahkan, menurut kepala polisi nasional Thailand, Torsak Sukvimol, pelaku belum meminum obatnya saat melakukan aksi membahayakan tersebut.
“Dia adalah pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Rajavithi dan dia belum meminum obatnya,” kata Torsak.
Dari tragedi tersebut, dua orang dinyatakan tewas, keduanya merupakan perempuan asal Tiongkok dan Myanmar, menurut Kapolri. Lima orang terluka, katanya kepada wartawan.
Jumlah korban tewas direvisi turun dari angka sebelumnya yaitu tiga orang yang disediakan oleh layanan darurat Thailand.
Torsak menambahkan bahwa pelaku telah ditahan tetapi terlalu bingung untuk diinterogasi.
“Dia bilang sepertinya ada orang lain yang menyuruhnya untuk menembak siapa,” tambah Torsak.
Sebuah sekolah swasta bernama The Essence, hanya beberapa meter dari Siam Paragon, mengonfirmasi bahwa pelaku adalah salah satu siswanya dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
