PR BANDUNGRAYA - Sejak 2017 silam, Bangladesh membuat kamp penampung satu juta umat muslim Rohingya yang telah diusir dari Myanmar.
Walau telah diungsikan di kamp, konflik internal antar umat muslim Rohingya tak bisa dihindari di Bangladesh. Diketahui, ada dua geng di sana yang berupaya menguasai kamp. Tak jarang, geng ini saling berseteru bahkan 'berperang' hingga merenggut nyawa.
Terbaru, sebanyak delapan orang pengungsi tewas usai diserang kelompok bersenjata di kamp tersebut. Konflik ini dilanjutkan dengan melarikan dirinya ribuan orang dari kamp setelah bentrokan antar geng pecah.
Baca Juga: Bandung Zona Merah Covid-19, Pemkot Justru Mulai Izinkan Bioskop Buka, Ini Alasannya
Dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Aljazeera, pihak berwenang mengatakan bahwa mereka telah menjadi nangkap 12 oknum pada Kamis malam. Sebelumnya beberapa hari ke belakang oknum telah melakukan aksi penembakan, pembakaran, hingga saat penculikan.
Aksi anarkis dilakukan oleh oknum untuk menguasai atau mendominasi kamp pengungsian terbesar di dunia itu.
"Situasi tegang sedang terjadi di sana," kata Rafiqul Islam, seorang pengawas polisi tambahan yang berbasis di kota terdekat Cox's Bazar.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Mahasiswa di Riau Tewas Akibat Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja?
"Dua kelompok berusaha untuk menguasai daerah itu," katanya, menambahkan bahwa mereka diduga penyelundup narkoba dan manusia.
Wilayah ini terkenal dengan perdagangan metamfetamin yang menguntungkan, zat itu biasa digunakan sebagai obat rekreasi yang diproduksi di seberang perbatasan di Myanmar.