Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, Luncurkan Operasi Militer di Wilayah Tigray

- 6 November 2020, 21:17 WIB
Ilustrasi operasi militer di wilayah Tigray.
Ilustrasi operasi militer di wilayah Tigray. /Pixabay/Defence-Imagery

PR BANDUNGRAYA - Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengatakan pada Jumat, 6 November 2020 bahwa operasi militer yang diluncurkan di wilayah utara Tigray memiliki tujuan yang terbatas.

Dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Reuters, perseteruan berkepanjangan meletus menjadi konflik bersenjata minggu ini antara Addis Ababa dan Tigray.

Pemerintah Abiy memobilisasi pasukan dari seluruh negeri, dan mengirim mereka ke Tigray, setelah dua hari bentrokan.

Baca Juga: Ustaz Derry Sulaiman Sampaikan Pesan Mendalam Tentang Masa Lalu dan Mengajak ke Jalan yang Benar

Bentrokan terjadi antara pasukan pemerintah dan faksi etnis yang kuat, yang memimpin koalisi berkuasa di negara itu selama beberapa dekade.

Abiy menulis pernyataan di Twitter dengan narasi, “Operasi militer di utara memiliki tujuan yang jelas, terbatas, dan dapat dicapai.”

Abiy mengatakan operasi tersebut merupakan upaya untuk memulihkan supremasi hukum dan tatanan konstitusional.

Serta untuk melindungi hak-hak orang Etiopia untuk menjalani kehidupan yang damai di mana pun mereka berada di negara itu.

Baca Juga: Ini Alasan dan Kisah Haru Suga BTS Alami Cedera Bahu hingga Jalani Operasi, ARMY Wajib Tahu!

Persiapan perang Ethiopia telah memupuskan harapan internasional untuk menghindari konflik antara pemerintah Abiy dan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) yang kuat.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia sangat khawatir dengan pertempuran tersebut.

“Stabilitas Ethiopia penting untuk seluruh wilayah Tanduk Afrika. Saya menyerukan penurunan segera ketegangan dan resolusi damai untuk sengketa tersebut,” ujar Guterres melalui unggahannya di Twitter.

TPLF selama beberapa dekade merupakan kekuatan politik dominan dalam koalisi multi-etnis yang berkuasa di negara itu, sampai Abiy, anggota dari kelompok etnis Oromo, menjabat dua tahun lalu.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat dengan ShopeePay Deals Rp1

Abiy, yang telah mencoba membuka salah satu sistem ekonomi dan politik paling ketat di Afrika, mengatur kembali koalisi yang berkuasa menjadi satu partai yang ditolak oleh TPLF.

Negara-negara di kawasan itu khawatir krisis tersebut dapat meningkat menjadi perang besar-besaran di bawah kepemimpinan Abiy.

Diketahui Abiy pernah memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada 2019, karena mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun dengan tetangganya Eritrea.

Akan tetapi dengan mengatakan telah meluncurkan pasukan militer, Abiy dinilai gagal mencegah pecahnya kerusuhan etnis.

Baca Juga: Ini Alasan dan Kisah Haru Suga BTS Alami Cedera Bahu hingga Jalani Operasi, ARMY Wajib Tahu!

Sementara pemerintahan Tigray, yang dipimpin oleh presiden Debretsion Gebremichael, mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya diperlengkapi dengan baik untuk menghadapi serangan dari segala arah.***

Editor: Bayu Nurulah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x