Tas Eco Savior dan Keba: Inovasi Terkini dalam Dunia Petualangan di Indonesia Keluaran Eiger

29 Agustus 2023, 13:01 WIB
Oki Lutfi sedang menjelaskan produk tas Eco Savior dan Keba keluaran Eiger dalam acara Jurnalist Camp 2023 Pikiran Rakyat Media Network dan Eiger Adventure di Sari Ater, Subang pada Kamis 24 Agustus 2023. /Dok. PRMN/

 

BANDUNGRAYA.ID - “Dulu, produk ramah lingkungan itu tidak terlalu menjadi pilihan karena teknologinya belum support, pembuatannya rumit sehingga kalau dipasarkan ya berat, berbeda dengan sekarang, teknologi tersedia, jadi harganya bisa turun.” 

Itulah penggalan pernyataan Product Research & Development di PT Eigerindo Multi Produk Industri, Oki Lutfi di hadapan 41 Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat Media Network se Jawa Barat. 

Momen tersebut berlangsung ketika acara talk show Journalist Camp 2023 - Innovation, People & Nature." Acara yang merupakan kolaborasi antara Eiger Adventure dan Pikiran Rakyat Media Network di Sari Ater, Subang, Jawa Barat pada 24 sampai 25 Agustus 2023.  

Baca Juga: Socio Eco Journalism: Memahami Perubahan Sosial dan Ekologis di Mata Seorang Jurnalis Senior

Dengan pakaian santai, Oki, demikian ia akrab disapa, duduk dengan santai di kursi Eiger di bawah angin sepoi-sepoi sore. Di sekitarnya, para peserta berkumpul di atas rumput beralaskan terpal dengan pemandangan alam yang memukau. 

Mengawali cerita, pria berkacamata itu mengisahkan awal mula perjalanannya ketika bergabung dengan Eiger pada tahun 2002. Setelah menyelesaikan kuliahnya, ia bergabung dengan Eiger dan mulai terlibat dalam eksplorasi petualangan alam. 

Semula, minatnya dalam petualangan tidak begitu serius, terutama dalam hiking. Namun, bergabung dengan tim Eiger membawanya lebih dalam ke dalam dunia petualangan.

“Emang dulunya suka, tapi nggak terlalu serius lah, ya sekedar hiking-hiking ringan aja gitu. Pas masuk Eiger ya jadi dibiasakan terus difasilitasi juga ya sama Eiger Nya gitu. Jadi lama-lama ya jadi suka, jadi mendukung pekerjaan juga gitu. Karena kan untuk tahu inovasi apa yang dibutuhkan harus tahu medan lapangannya seperti apa,” ungkapnya. 

Baca Juga: Menggali 4 Skill yang Harus Dimiliki Jurnalis Sebelum Liputan di Alam Bebas, Apa Saja?

Perkembangan dalam Dunia Petualangan

Seiring menjelang matahari terbenam di Subang, Oki Lutfi menjelaskan perkembangan dalam dunia petualangan. Menurutnya, Dunia petualangan terus berkembang sesuai zamannya, setiap era memiliki perkembangan berdasarkan teknologi yang ada saat itu.

Ia melanjutkan dengan menjelaskan bahwa seiring perkembangan teknologi, peralatan petualangan pun mengalami perubahan. 

"Dulu, peralatan pendakian harus sangat kuat karena medan yang belum terjamah, namun, seiring berjalannya waktu dan banyaknya jalur pendakian yang terbuka, tantangan lain muncul seperti kecepatan," katanya. 

Pembicara ini juga membahas bagaimana teknologi dan bahan-bahan material berkembang. "Kini, peralatan petualangan tidak hanya harus ringan, tetapi juga harus menggunakan teknologi tinggi dan ramah lingkungan," tambahnya. 

Diceritakan Oki Lutfi, sebenarnya isu produk ramah lingkungan sudah ada sejak awal ia bergabung dengan tim Eiger, namun belum menjadi fokus utama. 

“Cuman dulu itu enggak terlalu kencang, karena teknologinya belum support. Kayak bahan-bahan yang dari recycle itu sudah ada, cuman karena prosesnya itu lebih rumit, kan yang namanya bahan recycle itu lebih rumit dari bahannya itu. Nah itu mahal, jadi perbandingannya itu bisa dua atau tiga kali lipat dari bahan-bahannya dipakai regular itu. Otomatis kalau dulu menggunakan bahan itu lalu dilempar ke market kan berat, market gak bisa nerima,” terangnya.

“Tapi makin kesini teknologinya semakin berkembang, terus apa yang menyediakannya itu udah makin masalah makin banyak, harganya makin turun, jadi kosnya itu makin turun. Nah sekarang sih sudah mulai bisa di, mulai mudah diaplikasikan ke produk-produk yang material ramah lingkungan itu karena teknologinya sudah hampir semua industri outdoor di dunia itu memang sudah bergerak menuju sana,” sambungnya. 

Eco Savior: Mengubah Sampah Plastik Menjadi Produk Bernilai Jual Tinggi

Tas hiking Eco Savior ini memanfaatkan botol plastik PET 500ml yang didaur ulang, sekitar 50 botol plastik digunakan untuk membuat bahan kain dan aksesori tas ini.

Diceritakan Oki, pengembangan produk yang sustainable adalah fokus utama PT Eigerindo Multi Produk Industri. Oki Lutfi berbicara tentang bagaimana Eiger terus berinovasi dengan produk-produk ramah lingkungan, salah satunya tas Eco Savior.

Perbincangan semakin menarik tatkaka Ia memperlihatkan produk yang ia jelaskan. Oki bercerita Bahwa tas hiking Eco Savior ini memanfaatkan botol plastik PET 500ml yang didaur ulang, sekitar 50 botol plastik digunakan untuk membuat bahan kain dan aksesori tas ini.  

Dengan demikian, Eiger tidak hanya memproduksi tas berkualitas tinggi tetapi juga membantu mengurangi limbah plastik yang mengancam lingkungan kita. 

“Kita dikasih sentuhan teknologi, kita ulik teknologinya, lalu diterapkan pada desain ini, jadi nilai ekonomi itu naik juga,” sambil memegang tas tersebut. 

Inovasi tak berhenti sampai di situ. Tas Eco Savior ini memiliki teknologi backsystem yang disebut Ergo Comfort Eco Natural Flexibility. Ini adalah pengembangan dari teknologi backsystem Ergo Comfort dengan menggunakan frame bambu sebagai material alam yang berkelanjutan untuk memberikan kenyamanan saat membawa beban. 

Frame bambu ini dirancang sesuai kurva tulang punggung, dan pengaturan praktis pada bagian punggungnya memastikan kenyamanan pengguna.

Keunikan lainnya adalah tas ini dilengkapi dengan kantong sampah yang dapat dilepas-pasang sesuai kebutuhan. Selain itu, ada juga kompartemen utama dengan pemisah, kompartemen terpisah di bagian bawah, saku tutup atas, saku sisip depan, dua saku samping berbahan mesh, dua saku hip belt, kompartemen untuk menyimpan kantong air, rain cover, pengikat trekking pole, tali kompresi samping, dan tali dada dengan peluit.

Tas Keba: Memadukan Kearifan Lokal dan Modernitas

Tas Keba Eigeryang terinspirasi dari budaya Suku Dayak di Kalimantan.
 

Eiger Adventure juga menghadirkan tas Keba yang terinspirasi dari budaya Suku Dayak di Kalimantan. 

Keba, di sisi lain, adalah produk yang terinspirasi oleh kearifan lokal suku Dayak di Kalimantan. Keba adalah alat angkut tradisional yang digunakan oleh masyarakat Dayak untuk membawa barang-barang seperti hasil hutan atau hasil buruan. 

Tim Eiger menemukan Keba tradisional ini selama ekspedisi Black Borneo di Merabu, Kalimantan Timur, dan kemudian terinspirasi untuk mengembangkannya menjadi sebuah ransel yang lebih modern, praktis, dan fungsional. 

Keba Eiger memiliki frame eksternal yang terbuat dari material rangka besi ringan, yang bertujuan untuk membagi beban secara merata dan menghindari bertumpunya beban pada satu titik. Hal ini membuat membawa beban terasa lebih ringan.  

Selain itu, Keba ini juga dilengkapi dengan fitur yang memudahkan penggunanya, seperti frame yang bisa menahan berbagai macam barang, mulai dari genset hingga barang buruan. Bobotnya hanya setengah hingga dua setengah kilogram, namun mampu membawa beban yang cukup besar.

Respon Positif Masyarakat Suku Dayak

 

Ketika ditanya tentang apresiasi dari masyarakat lokal, terutama suku Dayak,  Oki mengungkapkan bahwa Eiger selalu menjaga hubungan yang erat dengan komunitas lokal.  

Masyarakat Dayak merasa sangat bangga melihat kearifan lokal mereka diadaptasi menjadi produk modern yang mendapatkan pengakuan di tingkat internasional. 

Timbal baliknya bukan hanya berhenti pada pujian, lanjut Oki, tetapi juga melalui program-program sosial yang mendukung komunitas lokal, termasuk pelatihan dalam pengembangan wisata berkelanjutan yang bertanggung jawab. Sebagai penghargaan terhadap komunitas UMKM lokal, Eiger juga melibatkan mereka dalam proses produksi.***

Editor: Raabi Ghulamin Halim

Tags

Terkini

Terpopuler