Aneh Benih Lobster Diekspor, Dedi Mulyadi Terheran-heran Malah Dikirim ke Negara Kompetitor

26 November 2020, 09:46 WIB
WAKIL Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dedi Mulyadi menangis saat mendengar cerita Rizal (12), anak berkebutuhan khusus yang viral di media sosial karena di-bully saat ia berjualan.* /HILMI ABDUL HALIM/PR/

PR BANDUNG RAYA – Keterlibatan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo terhadap korupsi benih lobster sudah diperngati oleh Dedi Mulyadi.

Seperti dikutip oleh prbandungraya.pikiran-rakyat.com melalui Antara, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan dirinya sudah memperingatkan untuk menghentikan kebijakan ekspor benih lobster karena akan merugikan bangsa Indonesia dan mengganggu keberlanjutan ekosistem.

"Saya sudah menyuarakan ketidaksetujuan atas kebijakan ekspor benih lobster. Lalu rapat Komisi IV DPR terakhir ini telah memberikan rekomendasi penghentian ekspor benih lobster yang nyata-nyata melakukan manipulasi data ekspor," kata Dedi di Jakarta, Rabu 25 November 2020.

Baca Juga: Aktor Start-Up Ini Bagikan Pengalaman Lucu Saat Menghadiri Konser EXO, Ternyata Dekat dengan D.O

Dia mengatakan, ada atau tidak ada kasus penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo, kebijakan ekspor benih lobster harus dihentikan karena hanya mendatangkan kerugian bagi bangsa Indonesia.

Dedi menjelaskan ada tiga alasan mendasar kebijakan tersebut harus ditolak, pertama, benih lobster merupakan bagian dari ekosistem laut yang harus dijaga kerberlangsungannya.

"Walaupun jumlahnya ada 2 miliar benih, yang terpenting adalah benih lobster merupakan bagian dari ekosistem laut, biarkan tumbuh dan berkembang sendiri agar menjadi lobster tangkapan dan harganya mahal sehingga menguntungkan para nelayan," ujarnya.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Bae Suzy, Pemeran Seo Dal Mi di Drama Start-Up, Dijuluki 'Cinta Pertama' Korea

Kedua menurut dia, benih lobster itu ibarat anak-anak, sehingga tidak boleh dieskploitasi namun harus disayangi.

Dia menjelaskan alasan ketiga adalah, benih lobster banyak dikirim ke Vietnam, padahal negara itu dari sisi aspek ekonomi merupakan kompetitor Indonesia di bidang perikanan dan laut.

"Karena kompetitor bidang perikanan dan laut, Vietnam punya kemampuan dan teknologi budi daya laut yang memadai. Kemampuan budi daya itu tidak akan berarti manakala tidak mendapat 'supply' benih. Ini kan menjadi aneh, sudah menjadi kompetitor, kok bahan bakunya kita kirim," katanya.

Baca Juga: Masih Ingat Han Ji Pyeong Kecil di Drama Start-Up? Aktor Nam Da Reum Bagikan Kabar Baik

Terkait penangkapan Menteri Edhy, Dedi berharap yang bersangkutan bisa melewati proses hukum dengan baik dan memiliki kekuatan untuk menghadapinya.

Sementara itu terkait kasus yang menjerat Menteri Edhy, politisi Partai Golkar itu menunggu materi kasus yang akan disampaikan KPK.

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut menangkap Menter

Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo dan beberapa orang lainnya di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten pada Rabu 25 November dini hari.

Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan Isi Kursi Kosong Menteri KP Gantikan Edhy Prabowo untuk Sementara

Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan penangkapan Menteri Edhy itu terkait dugaan korupsi penetapan izin ekspor baby lobster.

"Yang bersangkutan diduga terlibat korupsi dalam penetapan izin ekspor baby lobster," ucap Ketua KPK Firli Bahuri melalui keterangannya di Jakarta, Rabu.

Firli mengatakan Edhy ditangkap tim KPK di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang saat kembali dari Honolulu, Amerika Serikat.

"Tadi malam Menteri Kelautan dan Perikanan diamankan KPK di Bandara 3 Soetta saat kembali dari Honolulu," ungkap dia.***

Editor: Abdul Muhaemin

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler