Hari Film Nasional 30 Maret 2022, Ernest Prakasa Singgung Soal Budaya Indonesia

30 Maret 2022, 17:41 WIB
Hari Film Nasional 30 Maret 2022, Ernest Prakasa Singgung Soal Budaya Indonesia /Instagram.com/@ernestprakasa

BANDUNGRAYA.ID- Hari film nasional jatuh pada 30 Maret, tanggal tersebut menjadi tonggak sejarah di dunia perfilman tanah air. Hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari peran bapak perfilman Indonesia, Usmar Ismail.

Seperti yang dikutip BandungRaya.ID dari laman Indonesia Baik titik terang perfilman Indonesia terlihat saat tahun 1950, saat itu berhasil memproduksi film berjudul Darah dan Doa atau Long March of Siliwangi. Pengambilan gambar dari film tersebut terjadi pada tanggal 30 Maret 1950.

Film Darah dan Doa menuai sukses karena menggambarkan ideologi yang dimiliki oleh orang-orang Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan mereka.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Film Anime Karya Studio Ghibli Terbaik yang Tayang di Netflix, Seru Banget!

Dari situ pula momen ini dianggap menjadi titik bangkitnya perfilman Tanah Air pada era Presiden BJ Habibie.

Dan kini untuk memperingati hari film nasional ke 72 tahun, Netflix Indonesia melalui youtube channel resminya mengajak para sineas tanah air untuk berdiskusi ‘On The Scene’ bersama para sineas tanah air seperti Shanty Harmayn, Ernest Prakasa, Mira Lesmana, M.Zaidy dan Iyas Lawrence.

Diskusi kali ini mengangkat topik tentang seberapa pentingnya film tanah air dalam membawa budaya-budaya Indonesia ke penonton global.

Terkait hal itu Ernest memiliki pandangan nya tersendiri bahwasanya dalam membuat film itu seorang film maker harus mengalami keresahan sebelum mengarah ke budaya.

Baca Juga: Jefri Nichol Baku Hantam dengan Netizen Gegara Hina Film Jakarta vs Everybody, Siapa yang Menang?

“Jadi misalnya contoh aku buat Susah Sinyal itu kan bukan film yang fokus budaya gitu. Tapi lumayan lah memperkenalkan keindahan Sumba tapikan niatnya bukan budaya, niatnya adalah ngobrol sama Arie Kriting kenapa sih kalau film Indonesia Timur sedih mulu, apa gak bisa kita di Timur tapi komedi. Nah jadi hal- hal seperti itu yang harus menjadi motifnya” Ucap Ernest Prakasa sebagaimana dilansir dari youtube chanel Netflix Indonesia.

Ernest pun menambahkan bahwa ketika seseorang film maker ingin mengangkat budaya dalam filmnya harus menjadikan itu sebagai niat utamanya, apabila bukan ditakutkan tidak ada kejujuran dalam berkarya.

“Jadi kalau misalnya motifnya saya ingin memperkenalkan budaya, cinta budaya dan memang budayawan mungkin bisa tapi kalau film maker nya menganggap itu sebagai sebuah jalan yang bukan menjadi niat utamanya takutnya gak jujur juga karyanya,” tambahnya.

Baca Juga: KPI Ingin Atur Platform Online, Ernest Prakasa: Kok Semangat Amat Ngurusin Media Baru

Selain tentang topik budaya dalam diskusi bersama sineas tanah air, perfilman Indonesia harus memperkenalkan genre-genre baru hal tersebut disampaikan langsung Shanty Harmayn.

“Industrinya harus memperkenalkan genre-genre baru, apalagi dengan sekarang pola menonton film sangat berbeda ya kalau kita bicara 12 tahun yang lalu. Sangat dimanjakan untuk menonton begitu banyak variasi. Jadi harus sebetulnya perfilman Indonesia eksplore genre-genre baru apalagi dalam konteks budaya tadi, its about showing how our society works” ucap Shanty sebagaimana dilansir dari youtube channel Netflix Indonesia.

Diskusi Netflix bersama para sineas tanah air untuk memperingati hari film nasional, mendapatkan respon positif dari netizen yang meberikan komentar nya

“Obrolan yang ringan dan berbobot dari para produser Indonesia, selamat hari film nasional semoga semakin banyak mengenalkan budaya Indonesia ke dunia” tulis akun bernama jejak tangan.***

Editor: Siti Resa Mutoharoh

Tags

Terkini

Terpopuler