Mengenal Sosok Jessica Eve Stern Utusan Amerika Serikat, yang Ditolak MUI Datangi Indonesia Terkait LGBT

2 Desember 2022, 20:37 WIB
Mengenal Sosok Jessica Eve Stern Utusan Amerika Serikat, yang Ditolak MUI Datangi Indonesia Terkait LGBT /Tangkapan kayar IG QnotesCarolinas

 

BANDUNGRAYA.ID - Penolakan akan kedatangannya ke Indonesia terhadap Jessica Eve Stern, telah disampaikan oleh Wakil MUI yaitu Anwar Abbas.

Tujuan kedatangan Jessica yakni untuk bertemu dengan sejumlah pejabat dan masyarakat sipil untuk kepentingan memajukan HAM LGBTQI+.

"Sehubungan dengan akan datangnya Jessica Stern utusan khusus Amerika Serikat untuk memajukan hak asasi manusia (HAM) LGBTQI+ tanggal 7-9 Desember ke Indonesia, maka MUI menyatakan menolak dengan tegas kehadiran dari utusan tersebut". Ujar Anwar Abbas.

Lantas siapa sebenarnya sosok Jessica Stern?

Baca Juga: Duta Piala Dunia 2022 Qatar Menolak LGBT, Khalid Salman Bilang Begini

Jessica Eve Starn seorang sarjana dan akademisi Amerika tentang terorisme. Wanita 64 tahun ini, menjadi utusan khusus Presiden Amerika Serikat yakni Joe Biden.

Bertujuan untuk menyuarakan serta mamajukan HAM bagi LGBTQI+, kunjungan tersebut akan dilakukan pada 7-9 Desember 2022.

LGBTQI+ sendiri merupakan kelompok masyarakat lesbian, gay, biseksual, transgender, queer, intersex. Sementara tanda (+) itu menggambarkan perwakilan orang yang tidak mengidentifikasi gender atau orientasi seksual.

Kementrian Luar Negeri Amerika Serikat juga menyampaikan melalui situs resmi miliknya, bahwa Vietnam dan Filipina menjadi tujuan selain Indonesia.

Sosok Jessica Stern ini pernah menjadi peneliti di Human Rights Watch, Ralph Bunche Fellow di Amnesty International, dan beberapa lainnya.

Baca Juga: 5 Pilihan Motor Listrik Terbaik di Indonesia Dengan Harga Pas di Kantong

Stern sapaan akrab dari Jessica Stern ini, selama bergabung dengan Kementrian Luar Negeri Amerika Serikat, menjabat sebagai pemimpin Outright Action International.

Yaitu organisasi hak asasi manusia LGBTQI+ global terkemuka, sebagai Direktur. Wanita lulusan Universitas Harvard ini pun saat ini menjabat sebagai profesor riset di Pardee School of Global Studies di Boston University.

Adapun beberapa prestasi yang pernah diraihnya, seperti ditampilkan dalam serial majalah Time tentang Innovator pada tahun 2001.

Lalu Stern juga menerima penghargaan Guggenheim Fellowship untuk karyanya tentang trauma dan kekerasan.

Dengan Judul buku yang ia tulis berjudul ISIS, The State of Terror, yang ditulis bersama J.M Berger.

Kedatangan Stern ke Indonesia dengan tujuan tersebut, tentunya mendatangkan kontroversi dalam masyarat Indonesia.

Pasalnya Wakil MUI mengatakan bahwa kedatangannya dinilai akan merusak nilai-nilai luhur masyarakat dengan pandangan LBGTQI+.***

Baca Juga: Jadwal Pertandingan 16 Besar Piala Dunia 2022, 'Comeback' Japan Berhasil  Membuat Lolos Mewakili Asia

Editor: Raabi Ghulamin Halim

Tags

Terkini

Terpopuler