Terungkap! Mengapa Akhir-Akhir ini Sering Terjadi Gempa Bumi di Indonesia? Ini Penjelasannya

8 Desember 2022, 16:47 WIB
Terungkap! Mengapa Akhir-Akhir ini Sering Terjadi Gempa Bumi di Indonesia? Ini Penjelasannya /Situs @bmkg.go.id

BANDUNGRAYA.ID - Terungkap! Mengapa Akhir-Akhir ini Sering Terjadi Gempa Bumi di Indonesia? Ini Penjelasannya.

Banyak fakta menarik yang akan terkuak mengapa sering terjadi gempa bumi di Indonesia.

Sebagai informasi, gempa bumi merupakan peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba, yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

Baca Juga: Mengerikan, Kecelakaan Mobil Porsche di Jerman Tewaskan Pengemudi Hingga Terpenggal Tanpa Kepala!

Menurut data dari BMKG, hal ini dikarenakan letak negara Indonesia secara geografis yang mendukung potensi kemunculan peristiwa gempa sering terjadi.

Hal tersebut sering terjadi karena posisi Indonesia berada pada daerah pertemuan batas lempeng.

Baca Juga: Pelaku Bom Bunuh Diri Astana Anyar: Ini Makna Tafsir Tulisan Qs. Taubah 29 di Motor, Ternyata Ada Kaitannya

Lempeng bumi juga dikenal dengan sebutan lempeng tektonik, daerah di perbatasan lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, dan menyebabkan gempa bumi, gunung berapi, dan pembentukan daratan tinggi.

Pertemuan lempeng-lempeng di sekitar Indonesia tergolong yang paling aktif di dunia, sehingga wilayah Indonesia berpotensi rawan terhadap bencana gempa bumi.

Lempeng tektonik merupakan segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer cair dan panas, ini merupakan lapisan paling luar bumi.

Maka dari itu, lempeng tektonik ini dapat bergerak kapan saja dan saling berinteraksi antara satu dan yang lainnya.

PSBA (Pusat Studi Bencana Alam) menjelaskan, lapisan paling luar bumi ini sifatnya getas atau rigid dan terpecah-pecah menjadi bagian terpisah yang bergerak dengan arah dan kecepatan yang bervariasi.

Dan mengakibatkan area di mana lempeng-lempeng bumi saling berinteraksi, dan memiliki tekanan yang sangat kuat, akibatnya batuan di sekitar mengalami deformasi, yang ditandai dengan kejadian gempa.

BMKG menyampaikan bahwa jika antara dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau dapat saling bergeser.

Gerakan ini dapat terjadi lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia, namun terukur kurang lebih sebesar 0-15 cm.

Terkadang gerakan lempeng tersebut terhambat dan bisa saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus.

Semua itu akan terjadi, akibat batuan pada lempeng tektonik yang tidak lagi kuat menahan gerakan, sehingga bisa terjadi pelepasan mendadak, atau yang disebut gempa bumi.

Berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi, karena banyak dilalui oleh jalur pertemuan tektonik.

Gempa dengan kekuatan yang tinggi merupakan jalur pertemuan lempeng yang berada di laut.

Sehingga berakibat gempa bumi berkekuatan besar, jika hal tersebut dari kedalaman dangkal, maka akan berpotensi menimbulkan tsunami.

Energi yang dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng itu dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempa bumi, sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.

Hingga kini data yang diperoleh dari BMKG terdapat hampir 400 kali guncangan gempa bumi yang didominasi pada pulau jawa.

Setelah gempa yang terjadi di Cianjur, daerah sekitarnya juga terdampak gempa yang cukup besar, diantaranya Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, hingga Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Selain itu pulau pulau seperti Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara dan pulau lainnya diguncang gempa dengan kekuatan yang kecil bahkan intensitasnya tidak sampai dirasakan ke permukaan bumi.***

Editor: Siti Resa Mutoharoh

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler