Fakta-fakta Misteri Suara Dentuman Sumenep yang Terdengar dari Bawah Tanah

14 Agustus 2023, 13:07 WIB
Fakta-fakta Misteri Suara Dentuman Sumenep yang Terdengar dari Bawah Tanah /Pixabay/

BANDUNGRAYA.ID - Masyarakat sedang geger dengan suara dentuman Sumenep pada Sabtu 12 Agustus 2023. Suara ini terdengar oleh lima keluarga yang berada di Dusun Tengah, Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Jawa Timur.

Video yang beredar di media sosial yang ada di instagram @lambeturah. Adapun kelima warga itu ialah Jakfar, Jazuli, Badrun, Ramli, dan Naim. Menurut Jazuli, suara dentuman misterius itu terjadi berulang kali sejak pukul 09.45 WIB hingga pukul 10.30 WIB.

Fakta Suara Dentuman Sumenep

1. Dentuman dari Dalam Tanah, Terdengar 45 Menit
Suara dentuman Sumenep terdengar pada Sabtu 12 Agustus 2023 sekitar pukul 09.30 WIB. Saat itu suara terdengar oleh lima kepala keluarga (KK), yakni Jakfar, Jazuli, Badrun, Ramli, dan Naim warga Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Jawa Timur.

Mereka mengaku mendengar suara dentuman Sumenep dari dalam bumi. Adapun suara itu terdengar cukup lama sekitar 45 menit. Tak hanya dentuman, warga juga mengaku mendengar suara orang yang sedang menggali sumur dan memecah batu. Namun di sekitar rumah mereka tidak ada yang sedang mengerjakan proyek tersebut.

Kondisi ini membuat beberapa warga merasa risau. Mereka takut jika ada korban imbas suara dentuman Sumenep. Oleh sebab itu polisi mengungsikan lima KK ini di Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng Sumenep.

Pernyataan itu terkonfirmasi oleh Kepala Seksi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti. Meski begitu, pihaknya menegaskan belum ada indikasi efek signifikan pada rumah warga-warga sekitar.

“Makanya rumah warga disini yang begitu merasakan peristiwa ini langsung mengungsi,” ujar Widiarti.

“Langkah ini kami lakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi penghuni rumah tersebut memang merasa khawatir,” lanjutnya.

2. Diteliti oleh Tim Ahli

Lantaran suara dentuman Sumenep sangat misterius, maka pemerintah setempat mendatangkan tim ahli geologi. Hal itu terkonfirmasi oleh Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsoyudo.

Dilansir dari website antara bahwa pemerintah telah menggerakan tenaga ahli untuk meneliti mengenai kejadian tersebut yang didatangkan dari Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.

“Berdasarkan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi, kami telah mengambil tindakan untuk mendatangkan ahli geologi dari ITN (Institut Teknologi Nasional Malang) untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap fenomena ini,” kata Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsoyudo.

Lantas ia menghimbau agar warga tidak perlu panik. Termasuk soal kabar-kabar yang semakin miring soal suara dentuman Sumenep. Ia pun menenangkan dengan pihak pemerintah akan memberikan yang terbaik termasuk mendatangkan ahli geologi.

“Masyarakat tidak perlu panik mengenai kabar-kabar yang tidak pasti tentang fenomena langka ini. Yang terbaik adalah kita semua menanti kedatangan ahli geologi,” ujarnya.

3. Dugaan Asal Suara Dentuman Sumenep

Pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Amien Widodo ikut berkomentar. Ia menduga suara dentuman misterius itu bukan sebuah peristiwa geologi. Sebaliknya, ia menduga dentuman misterius itu merupakan hasil suara dari proyek yang tak jauh dari lokasi.

“Mungkin bukan peristiwa geologi,” kata Amien pada hari Minggu 13 Agustus 2023.

“Bisa jadi, ada penambangan, ada penggalian sumur atau pendalaman sumur, atau ada pendalaman sumur dengan bor jojoh,” katanya.

Pasalnya, Amien menyebut peristiwa serupa pernah terjadi sekira tahun 2011 silam. Saat itu, suara dentuman misterius terdengar di Ponorogo dan Trenggalek.

Untuk memastikan penyebabnya, tim ITS juga akan terjun ke lokasi untuk menganalisa sumber suara misterius itu.

“Dulu pernah terjadi di Ponorogo-Trenggalek tapi lebih keras. Diduga pergeseran patahan,” pungkasnya.

Namun analisa ini berbeda dengan pendapat dari Dosen Fakultas Geologi di Universitas Padjadjaran Dicky Muslim.

Ia menduga sumber suara dari perut bumi di Madura itu berkaitan dengan sejumlah proses geologi. Pasalnya, daerah Sumenep termasuk dekat dengan zona sesar Rembang-Madura-Kangean-Sakala (RMKS).

“Misalnya pergeseran lapisan batuan, aliran air tanah, hingga tekanan tektonik. Ini tergantung dari kondisi geologisnya ya,” kata Dicky.

Jika diamati secara tektonik, sesar yang berdekatan dengan Sumenep ini berada pada busur belakang. Sesar ini juga menunjukkan keaktifan yang rendah, dengan umur yang cukup tua, namun masih berpotensi bergerak hingga menyebabkan gempa.

Bahkan kata dia, di lokasi-lokasi tertentu sekitar sesar yang memiliki panjang sekitar 675 kilometer itu, pergerakan utama seperti gempa, hingga gerakan minor bisa terjadi cukup sering. Gerakan minor ini bisa menghasilkan suara seperti gemuruh atau dentuman dari bawah tanah.

Editor: Resa Mutoharoh

Tags

Terkini

Terpopuler