Pidato Kenegaraan Presiden RI: Inilah Peluang Besar dan Strategi Menuju Indonesia Emas 2045

16 Agustus 2023, 13:32 WIB
Pidato Kenegaraan Presiden RI: Inilah Peluang Besar dan Strategi Menuju Indonesia Emas 2045 /YouTube Sekretariat Presiden/

 BANDUNGRAYA.IDPada pidato kenegaraan yang diselenggarakan pada 16 Agustus 2023, Joko Widodo alias Jokowi selaku Presiden RI menyampaikan beberapa peluang besar untuk menuju Indonesia Emas 2045.

Dengan mengenakan pakaian adat Maluku Tanimbar, Jokowi menyampaikan pidatonya pada sidang tahunan MPR dan sidang bersama DPR dan DPD.

Acara yang diselenggarakan pada 16 Agustus 2023 pagi itu, juga ditayangkan secara live melalui kanal YouTube resmi Sekretariat Presiden.

Dalam pidatonya, Jokowi menyampaikan beberapa mandat kepada para pejabat negara dalam hal menyejahterakan Bangsa Indonesia.

Salah satu yang menjadi titik acuan yaitu tujuan untuk meraih Indonesia Emas pada tahun 2045.

Menurut Jokowi, peluang pertama untuk menuju Indonesia Emas 2045 adalah mengenai bonus demografi yang akan mencapai puncak pada tahun 2030-an serta 68 persen penduduk usia produktif yang menjadi kunci produktivitas nasional.

Peluang besar yang kedua adalah International Trust yang dibangun bukan sekadar melalui gimik dan retorika semata, melainkan melalui sebuah peran dan bukti nyata keberanian Indonesia dalam bersikap.

Sikap Indonesia juga bisa dilihat melalui kesuksesan dalam menangani krisis di 3 tahun terakhir ini, contohnya seperri pandemi Covid-19.

Membalas kritik masyarakat mengenai International Trust yang tidak bisa dimakan karena masyarakat Indonesia hanya makan nasi, menurut Jokowi International Trust memang tidak bisa dimakan, sama seperti jalan tol yang tidak bisa dimakan.

Namun, justru dengan International Truat yang tinggi, kredibilitas Bangsa Indonesia juga akan lebih diakui, dihormati, dan didengar.

Hal ini tentu akan memudahkan Bangsa Indonesia dalam bernegosiasi. Itu artinya, peluang tersebut harus mampu dimanfaatkan karena tidak semua negara memilikinya.

Ada pun strategi yang disampaikan Jokowi selaku Presiden RI untuk memanfaatkan International Trust tersebut, yaitu dengan mempersiapkan SDM Indonesia.

Hal nyata yang telah terbukti dari pembentukan SDM Indonesia di antaranya:

1. Menurunkan angka stunting menjadi 21,6 persen pada 2022 dari sebelumnya 37 persen.

2. Menaikkan indeks pembangunan manusia menjadi 72,9 persen pada 2022.

3. Menaikkan indeks pemberdayaan gender menjadi 76,5 persen pada 2022.

4. Menyiapkan anggaran perlindungan sosial yang jika dijumlah dari 2015 – 2023 sebsear Rp3.212 triliun termasuk di dalamnya Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, DEB kuliah, BKH, Kartu Sembako, serta perlindungan kepada lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok-kelompok rentan lainnya.

5. Rescaling dan Upscaling tenaga kerja melalui balai latihan kerja dan program Kartu Pra Kerja.

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan bahwa Bangsa Indonesia harus bisa mengembangkan sektor ekonomi baru yang membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya dan memberikan nilai tambah sebesar-besarnya.

Di sinilah peran sektor ekonomi hijau dan hilirisasi sebagai window oppurtunity dipercaya bisa meraih kemajuan karena Indonesia kaya akan SDA (Sumber Daya Alam).

Namun, kaya SDA saja rupanya tidak cukup. Jadi pemilik pun juga tidak cukup, karena itu akan membuat Bangsa Indonesia menjadi pemalas yang hanya menjual bahan mentah kekayaannya tanpa ada nilai tambah dan keberlanjutan.

Maka dari itu, Indonesia harus menjadi bangsa yang mampu mengolah SDA nya, mampu memberikan nilai tambah, dan mensejahterakan rakyatnya.

Hal tersebut bisa dimulai dengan melakukan hilirisasi transfer teknologi, pemanfaatan sumber energi baru dan terbaru, serta meminimalisir dampak lingkungan.

Sebagai contoh, setelah stop ekspor nikel pada tahun 2020, investasi hilirisasi nikel manjadi tumbuh besar. Bahkan, kini telah ada 43 industri pengolah nikel yang akan membuka peluang kerja cukup besar.

Jika kita konsisten dan mampu melakukan hilirisasi SDA, berikut ini adalah hitungan perkiraan per kapita untuk beberapa tahun ke depan:

• Dalam 10 tahun pendapatan per kapita bisa mencapai Rp153 Juta atau 10.900 USD.

• Dalam 15 tahun bisa mencapai Rp217 Juta atau 15.800 USD.

• Dalam 22 tahun bisa mencapai Rp331 Juta atau 25.000 USD.

Sebagai perbandingan, tahun 2022 kemarin sudah berada di angka Rp71 Juta. Artinya, dalam 10 tahun lompatannya bisa dua kali lipat lebih, di mana fondasi untuk menggapai itu sudah dimulai melalui pembangunan infrastruktur yang menaikkan daya saing kita terhadap negara lain.

Konsistensi reformasi struktural terutama penyertaan regulasi, kemudahan perizinan, kepastian hukum, dan pencegahan korupsi, semua itu menjadi modal Indonesia untuk meraih kemajuan.

Oleh sebab itu, kepemimpinan ke depan sangat menentukan masa depan Indonesia. Ini bukan tentang siapa yang menjadi presidennya. Namun, apakah sanggup atau tidak bekerja sesuai dengan apa yang sudah dimulai saat ini.

Jokowi juga berpesan bahwa kita semua tidak sedang jalan-jalan sore maupun lari sprin, tapi yang seharusnya kita lakukan adalah lari marathon untuk mencapai Indonesia Emas 2045.***

 

Editor: Resa Mutoharoh

Tags

Terkini

Terpopuler