Ibaratkan NU Seperti Bus Umum yang Supirnya Mabuk, Motif Pernyataan Gus Nur Didalami Polisi

25 Oktober 2020, 11:10 WIB
SUGI Nur Raharja alias Gus Nur (tengah) mengikuti sidang putusan di Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur, Kamis 24 Oktober 2019 lalu.* //ANTARA

PR BANDUNG RAYA – Sugi Nur Raharja atau yang lebih akrab disapa Gus Nur dinilai menyebarkan informasi yang menimbulkan penghinaan dan SARA.

Pasalnya Gus Nur diduga menghina organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU).

Gus Nur mengumpamakan NU sebagai bus umum dengan sopirnya yang mabuk, kondektur yang teler, kernetnya yang ugal-ugalan, dan isi bus yang terdiri dari PKI, liberal, dan sekuler.

Baca Juga: UNICEF Kena Imbas Pandemi, Penanganan Kemiskinan Anak Terhambat karena Ekonomi Terpuruk

Pernyataan Gus Nur tersebut diunggah ke kanal YouTube pada 16 Oktober 2020 dan sontak menuai kecaman dari berbagai pihak.

Dilansir Prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari RRI, Penyidik Bareskrim Mabes Polri saat ini tengah mendalami motif Gus Nur terkait dugaan penghinaan tersebut.

"Masih pendalaman," ujar Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Pol, Slamet Uliandi pada Sabtu, 24 Oktober 2020 lalu.

Baca Juga: Bos Samsung Lee Kun Hee Wafat, Segini Nominal Warisan yang Ditinggalkan

Sementara itu, Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan bahwa polisi sudah menetapkan Gus Nur sebagai tersangka.

Diketahui Gus Nur dijerat pasal ujaran kebencian dan penghinaan.

Kadiv Humas Polri Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan bahwa Gus Nur 20 ditahan selama 20 hari ke depan di Rutan Bareskrim Mabes Polri.

Baca Juga: Kontroversi MU vs Chelsea, Lampard Kesal Wasit Tak Tinjau VAR: Harusnya Kita Dapat Penalti

Sebelumnya, Aliansi Jember melaporkan Gus Nur ke Polres Jember pada Senin, 19 Oktober 2020.

Selain itu, Ketua Pengurus NU Cabang Cirebon, Azis Hakim juga melaporkan Gus Nur ke Bareskrim Polri pada 21 Oktober 2020.

Gus Nur akhirnya ditangkap di kediamannya di Malang, Jawa Timur pada Sabtu dini hari, karena dugaan terkait kasus ujaran kebencian dan penghinaan.***

Editor: Abdul Muhaemin

Tags

Terkini

Terpopuler