Istana Siapkan Rp73 Triliun untuk Vaksin dari China, Fadjroel Rachman Ungkap Alasannya

- 26 Desember 2020, 16:30 WIB
Fadjroel Rachman
Fadjroel Rachman /Twitter.com @fadjroeL/Fadjroel Rachman

 

PR BANDUNGRAYA – Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Fadjroel Rachman mengatakan, anggaran Rp73 triliun untuk pengadaan vaksin Covid-19 merupakan investasi untuk keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam keterangannya pada Sabtu, 25 Desember 2020, Fadjroel Rachman mengatakan, hal itu bagain dari biaya, namun untuk kepentingan masa depan.

"Ini bukan biaya (cost), tapi ini adalah investasi untuk masa depan kehidupan manusia Indonesia."

Baca Juga: Pernah Terinfeksi Covid-19, Apakah Masih Perlu Vaksinasi? Simak Jawabannya

"Investasi untuk masa depan keberlangsungan NKRI dan investasi untuk masa depan kehidupan umat manusia. Semoga Tuhan YME melindungi kita semua," tambahnya.

Seperti diketahui, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto memperkirakan anggaran program vaksin Covid-19 bisa mencapai Rp73 triliun pada 2021.

Anggaran itu disiapkan oleh pemerintah agar masyarakat Indonesia dapat divaksinasi.

Baca Juga: Netizen Resah Muncul Cuitan Diduga Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Berhubungan Intim : 'Usut Pak'

Dalam diskusi virtual 'Outlook 2021: Wajah Indonesia Setelah Pandemi', Airlangga mengatakan, pemerintah menganggarkan untuk vaksinasi kisarannya antara Rp63 sampai Rp73 triliun.

Vaksinasi dilakukan agar masyarakat merasa aman dan tidak lagi takut untuk beraktivitas di luar rumah.

"Yang jelas kehadiran pemerintah untuk pengadaan vaksin agar masyarakat seluruhnya bisa dicapai yang namanya immunity 70 persen," kata Airlangga.

Sementara itu, mengenai vaksin menurut data sementara, dari uji coba tahap akhir di Turki, vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China efektif 91,25 persen.

Hasil tersebut berpotensi jauh lebih baik daripada yang dilaporkan dari uji coba vaksin terpisah di Brasil.

Peneliti Turki mengatakan pada Kamis, 24 Desember 2020, tidak ada efek samping utama yang terlihat selama percobaan mereka, kecuali satu orang yang memiliki reaksi alergi.

Mereka mengatakan, efek samping yang umum disebabkan vaksin tersebut adalah demam, nyeri ringan, dan sedikit kelelahan.

Para peneliti mengatakan, uji coba Turki dimulai pada 14 September dan telah melibatkan lebih dari 7.000 sukarelawan.

Hasil yang diperoleh tersebut diumumkan pada hari Kamis didasarkan pada data dari 1.322 orang.

Sinovac adalah vaksin pertama yang dibuat dari negara Tiongkok, yang merilis rincian dari uji klinis tahap akhir, serta mengikuti hasil positif dari produk saingan yang dikembangkan oleh Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca bulan lalu.***

 

Editor: Rizki Laelani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x