Kesaksian Camat Cangkringan saat Terjadi Guguran Awan Panas Gunung Merapi

- 27 Januari 2021, 19:48 WIB
Foto saat Gunung Merapi menyemburkan awan panas pada Rabu, 27 Januari 2021.
Foto saat Gunung Merapi menyemburkan awan panas pada Rabu, 27 Januari 2021. /twitter.com/BPPTKG/

 

PR BANDUNGRAYA - Terpantau masih siaga, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan pada Rabu 27 Januari 2021 Gunung Merapi mengeluarkan sejumlah guguran awan panas.

Warga di sekitar Gunung Merapi yang termasuk daerah Sleman, tepatnya di Dusun Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul, Kelurahan Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sempat panik dan berlari keluar rumah saat muncul awan panas sekitar pukul 13.35 WIB.

"Sejumlah warga Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul sempat merasa kaget dan berlari keluar rumah saat terjadi awan panas cukup besar dari Gunung Merapi pada siang tadi."

Baca Juga: Sudah 50 Hari Sejak OTT Korupsi Bansos, Mantan Jubir KPK Febri Diansyah Mulai Khawatir hingga Kirim Doa

"Namun, tidak terlalu lama, dan saat ini mereka sudah kembali ke rumah masing-masing," ujar Camat Cangkringan, Suparmono dikutip PRBandungRaya.com dari Antara, Rabu 27 Januari 2021.

Sementara itu kepala BPPTKG Hanik Humaida memberikan penjelasan kepada masyarakat melalui Twitter @BPPTKG, Rabu 27 Januari 2021, mengenai sejumlah awan panas guguran yang muncul dari Gunung Merapi tersebut.

Sejak dinyatakan status siaga sejak 5 November 2020 lalu, Hanik menyampaikan Gunung Merapi sudah memasuki fase erupsi yang bersifat efusif sejak tanggal 4 Januari 2021.

Baca Juga: Gara-gara Surat Tak Sampai, Politisi PDIP Ihsan Yunus Belum Bisa Dijamah KPK Terkait Dugaan Korupsi Bansos

"Tingkat aktivitas siaga, Merapi keluarkan rentetan awan panas guguran. Sejak tgl 4 Januari 2021, #Merapi memasuki fase erupsi yang bersifat efusif yang dikenal jg sbg tipe Merapi," tulisnya dikutip PRBandungRaya.com dari Twitter @BPPTKG, Rabu 27 Januari 2021.

Hanik juga menyampaikan bahwa erupsi tipe merapi adalah erupsi dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava disertai guguran lava dan guguran awan panas.

"Pada hari ini, Rabu 27 Januari 2021, sejak pukul 00.00-14.00 WIB, Gunung Merapi telah meluncurkan 36 kali awanpanas guguran dengan jarak luncur antara 500-3000 m ke arah barat daya atau hulu Kali Krasak dan Boyong," tulisnya.

Baca Juga: Mobil Listrik Mulai Digunakan di Indonesia, Kementerian ESDM Telah Bangun 101 Stasiun untuk Pengisian Daya

"Awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo antara 15-60 mm dan durasi 83-197 detik,” lanjutnya.

Akibat aktivitas Gunung Merapi tersebut, sejumlah lokasi melaporkan adanya hujan abu dengan intensitas tipis hingga tebal seperti di Kecamatan Tamansari dan Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali dan beberapa lokasi di Klaten.

Hanik menjelaskan hujan abu tersebut terjadi akibat adanya awan panas guguran dari Gunung Merapi.

“Hujan abu dpt terjadi sbg akibat dari kejadian awan panas guguran. Untuk itu masyarakat diharapkan utk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik seperti dgn menggunakan masker, kacamata, & menutup sumber air,” tulisnya.

Akibat adanya peningkatan aktivitas Gunung Merapi ini, Hanik mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di daerah yang termasuk dalam radius bahaya.

Daerah tersebut berjarak 5 km dari Puncak Merapi, yaitu alur Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Terkait dengan musim penghujan, Hanik juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai lahar terutama saat terjadi hujan di puncak Gunung Merapi.

“Potensi bahaya erupsi Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, yaitu meliputi Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih dengan jarak maksimal 5 km dari puncak," tutupnya.***

Editor: Rizki Laelani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x