Network
BANDUNGRAYA.ID - Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa akan terjadi hujan es esktrim di sejumlah wilayah di Indonesia.
Deputi BMKG Guswanto menyebutkan cuaca ektrem tersebut bahkan sudah terjadi di Surabaya, Lampung, Bekasi, dan lain-lain.
Peristiwa itu disertai dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat yang disertai kilat/petir dan angin kencang.
Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Tubuh Agar Tetap Bugar Selama Musim Hujan
Baca Juga: Musim Hujan Rawan Demam, Atasi dengan 5 Bahan Dapur Ini Kata dr. Zaidul Akbar, Dijamin Ampuh
"Fenomena hujan es adalah fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit," jelasnya.
Dikatakan Guswanto, fenomena hujan es bisa terjadi lantaran dipicu adanya pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan.
Adapun hujan es dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi.
Hal tersebut menandakan adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan itu.
Baca Juga: Ramuan Super Imun ala dr. Zaidul Akbar, Cocok Ketika Musim Hujan dan Pandemi
Baca Juga: Bansos PKH Anda PASTI Cair Rp3 Juta ke Rekening, Syaratnya Jika Nama Muncul di Link Kemensos Ini
Sehingga dapat membentuk butiran es di awan, dengan ukuran yang cukup besar.
Selanjutnya, besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan CB atau yang dikenal dengan istilah downdraft.
Selain itu, juga dapat menyebabkan butiran es dengan ukuran yang cukup besar yang terbentuk di puncak awan Cb tersebut turun ke dasar awan hingga keluar dari awan dan menjadi fenomena hujan es.
Prakiraan Potensi Hujan Es di Indonesia
BMKG pun meprakirakan potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang masih dapat terjadi sampai Maret-April mendatang.
Karena itu, BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem tersebut, serta dampak yang dapat ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi.
Misalnya, banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, pohon tumbang, dan lain-lain.***
