Penjelasan Lengkap Virus PMK, Pakar FPP UNDIP: Menyebar Sangat Cepat dan Melampaui Batas Negara

- 6 Juni 2022, 21:15 WIB
Penjelasan Lengkap Virus PMK, Pakar FPP UNDIP: Menyebar Sangat Cepat dan Melampaui Batas Negara
Penjelasan Lengkap Virus PMK, Pakar FPP UNDIP: Menyebar Sangat Cepat dan Melampaui Batas Negara /Unsplash / @CDC/

Dan berdasarkan penelitian bahwa pada pH  tersebut virus PMK inaktif. Sedangkan pada susu, upaya jaminan keamanan dilakukan minimal dengan pasteurisasi pada suhu 72°C selama 15 detik.

 “Tidak semua sapi yang disembelih semua organnya bisa dikonsumsi.  Sapi yang terinfeksi juga ada yang tidak menunjukkan gejala klinis atau bahasa kedokterannya adalah ‘sub-klinis’ atau mungkin memang belum sampai onset-nya.  Seperti yg kita ketahui onsetnya bisa sampai 14 hari. Jika sapi sudah dipotong, organ yang ada ditubuh sapi terutama sumsum tulang dan tulangnya, kepala,  limfoglandula dan jeroan harus dipisahkan dari daging dan ditangani dengan baik karena dapat mengandung virus. Penanganan yang direkomendasikan adalah perebusan mendidih selama minimal 30 detik terhadap organ tersebut.  Jadi kalau daging tanpa tulang bisa dikatakan relative aman atau dapat diabaikan karena pedoman dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia  (OIE / World Organization for Animal Health) bahwa bagian yang paling aman adalah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula” terang drh. Dian.

Baca Juga: Resep Olahan Semur Daging Sapi: Makanan Khas Pontianak yang Mudah Dimasak di Rumah

Ia menuturkan Pemerintah telah me-release Surat Edaran dan SOP Pelaksanaan kurban pada Idul Adha nanti. Panitia kurban harus mengetahui asal daerah ternak kurbannya. Pastikan asal hewan kurban bukan dari daerah wabah.

Pemotongan sebaiknya dilakukan di RPH (rumah Pemotongan Hewan) milik Pemerintah yang diawasi oleh Dokter Hewan. Yang kita takutkan bukan dagingnya dan juga bukan pada orang-orang yang menyembelih dan menangani daging, akan tetapi pada sisa darah dan bahan bahan lain yang masuk kedalam selokan dan aliran air yang kemudian diminum oleh ternak-ternak yang peka maka menjadi penyebab penyebaran yang luar biasa.

Di RPH, Dokter Hewan atau Paramedik Veteriner akan melakukan pemeriksaan ante-mortem (pemeriksaan sebelum disembelih/dipotong), serta harus mengetahui asal hewan dari mana (Daerah Wabah/Terancam/ Bebas). Pada kegiatan pemotongan, hewan dari daerah bebas dipotong terlebih dahulu.

Hewan ternak yang berasal dari daerah wabah dan daerah terancam, wajib dipisahkan dan ditempatkan di kandang isolasi,  meskipun tampak sehat. Pada area isolasi tersebut, Dokter Hewan akan melakukan pemeriksaan secara individu. Jika dinyatakan sehat, maka boleh dipotong dan setelahnya tetap dilakukan pemeriksaan post-mortem oleh Dokter Hewan.

Jika pada pemeriksaan kesehatan hasilnya positif PMK, maka yang harus dilakukan adalah tetap dipisahkan di kandang isolasi dan diobati. Tidak boleh dipotong di sembarang tempat karena dapat menjadi sumber pencemaran lingkungan dan media penularan virus PMK melalui darah, urin, feses dan organ yang mengandung virus.

“Jadi ini bukan karena kita takut manusianya terinfeksi  karena kita takut dari tulang, kepala, jerohan, feses, urin, darah dan lain-lain akan menjadi sumber pencemaran yang menginfeksi hewan atau ternak peka di lingkungannya. Jadi ini lebih banyak untuk kepentingan ternak  yang merupakan sumber pangan protein hewani kita” tandasnya.

drh. Dian berpesan apabila masyarakat atau ibu-ibu membeli daging dari pasar, jangan dicuci tetapi langsung dimasak saja hingga mendidih minimal 30 menit. Agar jika pada permukaan daging tersebut terkontaminasi virus, tidak mencemari aliran air dari pencucian daging yang nantinya dapat menginfeksi hewan peka dilingkungan kita.

Halaman:

Editor: Raabi Ghulamin Halim

Sumber: undip.ac.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x