Terbentuk 3 April 1944 yang awalnya bertugas sebagai penghubung antara Pemerintah Kolonial Belanda di pengasingan dengan Komando Tertinggi Sekutu di Wilayah Pasifik Barat daya.
Selain itu NICA berusaha mempersenjatai kembali KNIL atau Kininklijk Nerderlands Indisch Leger yang ditempatkan di tempatkan di Indonesia.
Namun, orang-orang NICA dan KNIL yang berada di Jakarta, Surabaya, dan Bandung mengadakan provokasi sehingga memancing kerusuhan.
Dengan cara diplomasi, Indonesia berusaha mengambil alih kekuatan Belanda dengan memperkuat persenjataan.
Pada saat itu KH. Hasyim Asy'ari telah menjadi tokoh nasional, mampu memimpin dan mengarahkan masyarakat untuk bangkit melawan kezaliman yang dilakukan para kolonial.
KH. Hasyim Asy'ari akhirnya menyerukan jihad untuk membela tanah air, itulah mengapa Hari Santri Nasional tak lepas dari istilah Resolusi Jihad.
KH. Hasyim Asy'ari mengatakan bahwasannya membela tanah air dari penjajah hukumnya adalah wajib atau fardhu 'ain bagi setiap insani.
Baca Juga: PANTAS Tikus di Rumah Sirna Tak Sersisa, Ternyata Takut Melihat 5 Benda Ini, Yuk Taro Bunda!
Seruan jihad KH. Hasyim Asy'ari membakar semangat para santri Surabaya, yang kemudian mereka membakar markas Brigade 49 dan membuat marah angkatan perang Inggris.
Ini ada hubungannya dengan puncak kejadian pemberontakan para warga Surabaya pada pertempuran 10 November 1945 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional.