Benarkah Peristiwa Gerhana Tanda Kiamat Sudah Dekat? Ungkap Mitos dan Fakta Seputar Fenomena Alam Ini!

- 8 November 2022, 16:07 WIB
Benarkah Peristiwa Gerhana Tanda Kiamat Sudah Dekat? Ungkap Mitos dan Fakta Seputar Fenomena Alam Ini!
Benarkah Peristiwa Gerhana Tanda Kiamat Sudah Dekat? Ungkap Mitos dan Fakta Seputar Fenomena Alam Ini! /Faseeh Fawaz/unsplash.com
BANDUNGRAYA.ID- Benarkah peristiwa gerhana tanda kiamat sudah dekat? Ungkap mitos dan fakta seputar fenomena alam ini!
 
Gerhana senantiasa menjadi fenomena alam yang ditunggu masyarakat termasuk di Indonesia. 
 
Namun, di balik proses yang menakjubkan itu, terdapat banyak mitos yang beredar terkait fenomena gerhana ini.
Salah satunya adalah adanya anggapan yang mengaitkan antara fenomena gerhana dengan tanda-tanda akhir zaman. Benarkah peristiwa gerhana tanda kiamat sudah dekat?
 
Secara ilmiah, gerhana, dalam hal ini gerhana bulan total merupakan peristiwa langit ketika seluruh permukaan bulan memasuki bayangan inti (umbra) bumi. 
 
Hal ini disebabkan oleh posisi bulan, bumi, dan matahari yang membentuk garis lurus.
 
Saat bulan memasuki bidang umbra, warna umbra cenderung hitam. Ketika bulan seluruhnya berada dalam umbra, warna bulan akan menjadi kemerahan.
 
Hal ini terjadi dikarenakan adanya mekanisme Hamburan Rayleigh yang terjadi pada atmosfer bumi.
 
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa kalaupun ada fenomena alam lainnya yang akan terpengaruh akibat terjadinya gerhana bulan total ini adalah pasang naik air laut yang akan lebih tinggi dari biasanya.
 
Lalu, bagaimana dengan anggapan sebagian masyarakat bahwa gerhana terjadi karena ada orang meninggal? Anggapan ini sebenarnya merebak di kalangan masyarakat pada zaman Rasulullah SAW.
 
Kala itu anak Rasulullah SAW bernama Ibrahim yang masih batita meninggal (para ulama berbeda pendapat tentang pastinya usia Ibrahim saat meninggal).
 
Adapun anak Rasulullah SAW tersebut meninggal bertepatan dengan terjadinya gerhana. Karena tak ingin isu tersebut berubah menjadi kesesatan, maka Rasulullah SAW pun mengajak masyarakat untuk melaksanakan sholat gerhana.
 
Bantahan tentang isu ini tertuang dalam sabda Rasulullah SAW berikut ini:
 
Dari Aisyah Radhiyallahu Anha, nabi Shalallahu alaihi wasallam bersabda:
 
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا.
 
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah sholat dan bersedekahlah." (HR Bukhari nomor 1044)
 
Kemudian, benarkah anggapan yang menyatakan bahwa saat terjadi gerhana, ibu-ibu hamil harus bersembunyi di kolong meja atau tempat tersembunyi lainnya agar kelak ketika lahir anaknya tidak berkulit gelap?
 
Terkait hal tersebut, Buya Yahya pada sebuah sesi tanya jawab dengan jamaah menyatakan bahwa itu adalah keyakinan yang tidak ada tuntunannya dalam ajaran Islam. Bahkan, penting bagi umat untuk menghindarinya.
 
Tanggapannya pun berlaku untuk menolak isu atau kepercayaan lain yang masih beredar di masyarakat yang masih menganggap bahwa pada saat terjadi gerhana, bulan atau matahari dimakan oleh makhluk halus seperti buto ijo. Lalu, penduduk diminta untuk memukul-mukul alat seperti panci agar buto ijo hilang.
 
Menurut Buya Yahya, anggapan atau kepercayaan ini sekali lagi tidak ada tuntunannya dalam Islam. Jadi, sangat penting bagi umat Muslim untuk menghindari kepercayaan dan ritual yang tak ada dasar syariatnya itu.
 
Ketika gerhana terjadi, maka umat Muslim disarankan untuk melaksanakan sholat gerhana, berzikir, banyak bertaubat, bersedekah, dan melakukan kebaikan-kebaikan lainnya.
 
Bagaimana pula dengan anggapan lain terkait fenomena gerhana. Benarkah peristiwa gerhana tanda kiamat sudah dekat? Ustaz Abduh Tuasikal dalam sebuah kesempatan tausiah menjelaskan bahwa pada saat gerhana terjadi umat Muslim disunahkan untuk memperbanyak taubat, selain tentunya melaksanakan ibadah sholat gerhana. 
 
Hal ini menurutnya sebagai pertanda bahwa peristiwa gerhana memang merupakan salah satu dari tanda-tanda akhir zaman. Jika diperhatikan, akhir-akhir ini seringkali gerhana terjadi, bahkan dalam satu tahun bisa terjadi lebih dari satu kali.
 
Untuk itu, sebagai orang-orang beriman, sudah sepatutnyalah fenomena gerhana ini dijadikan sebagai momen melakukan muhasabah dan pertaubatan atas segala dosa yang telah diperbuat.***

Editor: Siti Resa Mutoharoh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x