Mengapa Kereta Api Tidak Bisa Rem Mendadak? Ini Jawaban dari KAI

- 21 Juli 2023, 13:48 WIB
Mengapa Kereta Api Tidak Bisa Rem Mendadak? Ini Jawaban dari KAI
Mengapa Kereta Api Tidak Bisa Rem Mendadak? Ini Jawaban dari KAI /ANTARA/Aprillio Akbar


BANDUNGRAYA.ID - Insiden kereta api menabrak truk di beberapa lokasi yang menyebabkan korban jiwa telah menimbulkan pertanyaan dari warganet mengenai alasan mengapa kereta api tidak dapat berhenti atau mengerem mendadak.

Melalui akun Instagram resminya, Kereta Api Indonesia (KAI) memberikan penjelasan  tentang dua alasan utama mengapa kereta api tidak dapat melakukan pengereman mendadak.

1. Panjang dan Berat Rangkaian Kereta

Salah satu faktor yang menyebabkan kereta api tidak dapat berhenti mendadak adalah karena panjang dan berat rangkaian kereta.

Di Indonesia, kereta penumpang rata-rata terdiri dari 8-12 kereta dengan bobot mencapai 600 ton, belum termasuk bobot penumpang dan barang bawaan.

Dengan bobot dan panjang yang besar, diperlukan jarak pengereman yang lebih panjang untuk memperlambat dan menghentikan kereta. Semakin panjang dan berat rangkaian kereta, semakin besar energi yang diperlukan untuk membuat kereta berhenti.

2. Sistem Pengereman

Sistem pengereman pada kereta api saat ini menggunakan rem udara. Cara kerjanya adalah dengan mengompresi udara dan menyimpannya hingga proses pengereman terjadi.

Saat masinis mengaktifkan sistem pengereman, udara tersebut didistribusikan melalui pipa kecil sepanjang roda dan menciptakan gesekan pada roda. Gesekan inilah yang membuat kereta berhenti.

Walaupun kereta api telah dilengkapi dengan rem darurat, rem ini tetap tidak bisa membuat kereta berhenti secara mendadak.

Rem darurat ini hanya menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar untuk menghentikan kereta lebih cepat daripada pengereman normal.

Namun, meskipun masinis melihat ada kendaraan atau orang yang menerobos palang kereta, biasanya akan terlambat untuk melakukan pengereman karena proses pengereman memerlukan jarak yang cukup.

Faktor yang Berpengaruh pada Jarak Pengereman:

Selain dua alasan utama di atas, terdapat beberapa faktor lain yang berpengaruh pada jarak pengereman kereta api, yaitu:

1. Kecepatan kereta api: Semakin tinggi kecepatan kereta api, semakin panjang jarak pengereman yang dibutuhkan.

2. Kemiringan / lereng jalan rel: Kemiringan jalan rel juga mempengaruhi jarak pengereman karena dapat mempengaruhi gesekan antara roda dan rel.

3. Persentase gaya pengereman: Besar kecilnya gaya pengereman yang diberikan oleh masinis dapat mempengaruhi kecepatan berkurangnya kereta.

4. Jenis kereta api: Jenis kereta (penumpang atau barang) juga memengaruhi kinerja pengereman.

5. Jenis rem: Penggunaan jenis rem tertentu, seperti blok komposit atau blok besi cor, dapat mempengaruhi efisiensi pengereman.

6. Kondisi cuaca: Cuaca, seperti hujan atau kondisi lintasan basah, dapat mempengaruhi kemampuan pengereman.

Bahaya dari Pengereman Mendadak:

Rem pada rangkaian kereta api bekerja dengan tekanan udara. Ketika tekanan udara dikurangi secara tiba-tiba, rem dapat mengunci roda.

Ini dapat menyebabkan pengereman yang tidak merata, di mana beberapa roda rem bekerja lebih awal daripada yang lain. Keadaan ini dapat menyebabkan kereta dan gerbong tergelincir, terseret, atau bahkan terguling.

KAI menekankan pentingnya keselamatan dalam operasi kereta api. Oleh karena itu, masinis dilatih untuk melakukan pengereman dengan cermat dan menghindari situasi yang dapat menyebabkan pengereman mendadak.

Selain itu, penggunaan peralatan keselamatan seperti palang pintu dan peringatan perlintasan kereta harus dipatuhi untuk mengurangi risiko kecelakaan di perlintasan kereta api.

Melalui penjelasan ini, KAI berharap dapat meningkatkan pemahaman publik tentang proses pengereman kereta api dan pentingnya keselamatan dalam perjalanan kereta api.

Semoga dengan lebih memahami alasan mengapa kereta api tidak bisa mengerem mendadak, kita dapat lebih berhati-hati saat berada di sekitar jalur kereta api dan mengurangi risiko kecelakaan yang tidak diinginkan.***

 

Editor: Resa Mutoharoh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah