"Saya membuat stiker setiap mendapatkan keuntungan. Setiap hari saya sisihkan Rp10.000. Setelah terkumpul Rp100.000, saya pesan stiker sebanyak 100 lembar. Nanti, jika ada rejeki lagi, kita cetak lagi," ungkap Slamet dilansir dari BBC Indonesia.
Pria berusia 44 tahun ini menegaskan bahwa keterbatasan fisiknya tidak menghalangi semangatnya untuk berjuang di kancah politik.
Selain memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas, Slamet juga membawa program untuk memperjuangkan pembangunan yang merata dan berkeadilan di Kota Solo.
Salah satu tetangga Slamet, Yanti, yang sudah mengetahui keputusannya untuk maju sebagai caleg, berharap agar Slamet terpilih menjadi anggota legislatif DPRD Kota Solo. Ia menekankan pentingnya keberpihakan Slamet kepada rakyat dan dukungan warga setempat.
"Harapannya tetap bisa merakyat lah. Saya harus mendukung dan wajib mencoblos Mas Slamet karena dekat (rumahnya)," pungkas Yanti.***