BMKG Sebut Potensi Tsunami 20 Meter di Pantai Jabar dan Jatim Merupakan Gambaran Terburuk

- 26 September 2020, 17:08 WIB
Ilustrasi gelombang tsunami.
Ilustrasi gelombang tsunami. /PIXABAY/Elias Sch

PR BANDUNGRAYA - Belakangan ini masyarakat dihebohkan dengan berita yang menyebutkan adanya potensi tsunami hingga mencapai 20 meter.

Hasil riset yang dilakukan Institut Teknologi Bandung (ITB), potensi tsunami besar tersebut diprediksi akan terjadi sepanjang pantai selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur.

Terkait kabar yang menggemparkan ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan klarifikasi.

Baca Juga: Hubungan dengan Korsel Kian Memanas, Kim Jong Un Sampaikan Permintaan Maaf Atas Insiden Penembakan

Daryono selaku Kepala Bidang Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami BMKG, mengatakan riset terkait potensi gempa kuat di zona megathrust yang sejatinya membahas mitigasi itu jadi menimbulkan keresahan, karena salah pengertian.

“Masyarakat awam pun menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat, padahal tidak demikian,” ujar Daryono sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bandungraya.com dari PMJ News.

Lebih lanjut, Daryono mengungkapkan bahwa hasil riset ITB tersebut seharusnya mendorong seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah bisa lebih memperhatikan upaya mitigasi gempa bumi dan tsunami.

Upaya serius dari berbagai pihak dibutuhkan supaya memperkuat penerapan infrastruktur bangunan anti gempa.

Baca Juga: Pemerintah Korea Selatan Meminta Korut Menyelidiki Atas Insiden Penembakan Pejabatnya

Tak hanya itu, masyarakat juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman metode keselamatan ketika terjadi gempa dan tsunami.

Daryono menegaskan bahwa riset ITB dilakukan dengan skenario gambaran terburuk dari potensi-potensi bencana alam.

Menurutnya, hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi dengan tepat dan akurat terkait waktu serta lokasi gempa. Kendati demikian, pihak BMKG mengapresiasi hasil riset tersebut.

"Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan kita dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami,” katanya.

Untuk meminimalisasi risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa, Daryono menyinggung pentingnya upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah konkret untuk menghadapi bencana alam.

Baca Juga: Berikut Spesifikasi Kamera Sony Alpha 7S III Terbaru yang Segera Dirilis November 2020

Terkait pemberitaan tersebut, Daryono menyebutkan bahwa masyarakat diharapkan tak perlu khawatir dan cemas.

“(Langkah mitigasi juga bisa dilakukan dengan) membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami,” katanya.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x