BANDUNGRAYA.ID - Simak berikut ini adalah sejarah Hari Waisak lengkap dengan makna dan cara merayakannya.
Hari Waisak adalah salah satu perayaan penting dalam agama Buddha yang dirayakan oleh jutaan umat Buddha di seluruh dunia. Waisak memperingati tiga peristiwa utama dalam kehidupan Sang Buddha yakni kelahiran Siddhartha Gautama, pencapaian pencerahan, dan wafatnya Buddha Gautama. Pada tahun 2024, Hari Waisak akan dirayakan pada tanggal 23 Mei.
Sejarah Hari Waisak
Waisak berasal dari kata "Vesak," yang merupakan nama bulan dalam kalender lunar India kuno. Menurut tradisi, Siddhartha Gautama lahir pada tahun 623 SM di Lumbini, yang sekarang berada di wilayah Nepal.
Baca Juga: Rancaupas Bikin Ketagihan! Intip Rekomendasi Wisata Hits di Ciwidey Bandung Untuk Liburan
Ia kemudian mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India, dan mengajarkan jalan menuju pencerahan selama 45 tahun. Akhirnya, Sang Buddha wafat (Parinirvana) di Kushinagar, India.
Hari Waisak ditetapkan sebagai hari perayaan internasional oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1999, sebagai pengakuan atas kontribusi agama Buddha terhadap spiritualitas dan peradaban manusia. Sejak saat itu, Waisak dirayakan secara luas di berbagai negara dengan tradisi yang kaya dan beragam.
Makna Hari Waisak
Baca Juga: Selain Hari Waisak, Inilah Perayaan Pada 16 Mei 2022 di Indonesia dan Internasional
Hari Waisak memiliki makna yang sangat dalam bagi umat Buddha. Perayaan ini bukan hanya mengenang tiga peristiwa penting dalam kehidupan Sang Buddha, tetapi juga sebagai momen untuk merenungkan ajaran-ajarannya.
Ajaran Buddha tentang cinta kasih, kedamaian, dan kebijaksanaan menjadi inti dari perayaan Waisak. Ini adalah waktu untuk memperkuat tekad dalam menjalani kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat bagi semua makhluk.
Cara Merayakan Hari Waisak
Perayaan Waisak dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada tradisi dan budaya lokal. Berikut adalah beberapa cara umum dalam merayakan Hari Waisak:
1. Upacara Keagamaan
Umat Buddha berkumpul di vihara atau candi untuk mengikuti upacara keagamaan, termasuk pembacaan sutra, meditasi, dan prosesi.
2. Prosesi Lilin
Di banyak negara, prosesi lilin diadakan pada malam Waisak, di mana umat Buddha berjalan sambil membawa lilin untuk menghormati Sang Buddha.
3. Meditasi dan Refleksi
Hari Waisak adalah waktu yang baik untuk meditasi dan refleksi, merenungkan ajaran Buddha dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Amal dan Kebaikan
Umat Buddha sering melakukan perbuatan baik, seperti memberikan sumbangan kepada yang membutuhkan, melepaskan hewan, dan membantu sesama sebagai bagian dari perayaan Waisak.
5. Dekorasi dan Penerangan
Vihara dan rumah dihias dengan bendera Buddha dan lampu-lampu, menciptakan suasana yang penuh kedamaian dan kebahagiaan.
Perayaan Waisak di Indonesia
Di Indonesia, perayaan Waisak yang paling terkenal berlangsung di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Ribuan umat Buddha dari berbagai daerah dan negara berkumpul untuk mengikuti rangkaian upacara yang sakral dan meriah.
Prosesi Waisak di Borobudur mencakup meditasi, pembacaan paritta suci, dan pelepasan lampion sebagai simbol harapan dan kedamaian.
Demikianlah sejarah Hari Waisak lengkap dengan makna dan cara merayakannya.***