Antusiasme Masyarakat Dukung Uji Klinis Vaksin Covid-19

- 6 November 2020, 20:33 WIB
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran, Profesor Dr. Kusnandi Rusmil dalam Dialog Produktif 'Kelanjutan Uji Klinis Vaksin Covid -19' di Media Center Komite Penanganan Covid -19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu 21 Oktober 2020 yang dilaksanakan secara virtual.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran, Profesor Dr. Kusnandi Rusmil dalam Dialog Produktif 'Kelanjutan Uji Klinis Vaksin Covid -19' di Media Center Komite Penanganan Covid -19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu 21 Oktober 2020 yang dilaksanakan secara virtual. /

PR BANDUNGRAYA - Antusiasme masyarakat Indonesia untuk berkontribusi menjadi relawan vaksin Covid-19 sangat besar. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran, Profesor Dr. Kusnandi Rusmil dalam Dialog Produktif “Kelanjutan Uji Klinis Vaksin Covid -19" di Media Center Komite Penanganan Covid -19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Rabu 21 Oktober 2020 yang dilaksanakan secara virtual.

Kebutuhan tim uji klinis yang bekerjasama dengan Bio Farma dalam mengembangkan vaksin Sinovac 1.620 orang, namun pendaftarnya 2.200 orang.

Meski begitu, tidak semua pendaftar langsung bisa menjadi relawan. Ada protokol ketat yang diterapkan untuk menyaring peserta yang memenuhi persyaratan.

Baca Juga: Nikmati Makan Kenyang dan Hemat dengan ShopeePay Deals Rp1

“Yang diberikan pada orang-orang sehat berumur 18-59 tahun. Kita pemeriksaan dulu, rapid test dan swab test, kemudian dia negatif, tiga hari kemudian dia datang. Kita berikan imunisasi, sebelumnya kita ambil darahnya. Empat belas hari kemudian disuntik lagi yang kedua. Kemudian tiga bulan kemudian diambil darah (lagi), enam bulan kemudian diambil darah,” kata Prof Kusnandi.

Selama rentang waktu enam bulan, seluruh 1.620 peserta diperiksa kesehatannya dan reaksi tubuh terhadap vaksin yang disuntikan pada mereka.

Selain melakukan uji klinis pada peserta, Tim peneliti dari Universitas Padjadjaran juga memantau kualitas vaksin yang dikembangkan oleh Bio Farma dalam periode yang berbeda.

Baca Juga: Berhasil Jebak Oknum Admin Gosip, dr. Tirta Sebut Sejumlah Artis yang Pernah Jadi Korban Pemerasan

“Kita juga melihat batch consistency. Kita melihat beberapa vaksin yang dibikin Bio Farma itu pada bulan-bulan yang berlainan. Sehingga kita lihat apakah konsisten tidak hasilnya,” tutur Prof Kusnandi.

Hasil Uji Klinis inilah yang akan menjadi pegangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) untuk mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) ataupun persetujuan kelayakan penggunaan vaksin ke masyarakat.

Halaman:

Editor: Fitri Nursaniyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x