Begini Kata Pengamat Politik Soal Pencopotan Dua Kapolda Sekaligus oleh Polri

- 17 November 2020, 09:33 WIB
Kapolri copot dua Kapolda sekaligus buntut kerumunan massa. Foto: dok /Polri
Kapolri copot dua Kapolda sekaligus buntut kerumunan massa. Foto: dok /Polri /

Polri pun menyatakan bahwa pencopotan itu merupakan sanksi karena penegakan protokol kesehatan kurang tegas.

Muradi juga berpendapat sama karena kerumunan yang terjadi seolah-olah difasilitasi oleh aparat kepolisian setempat. Meski kegiatan berjalan aman dan tertib, namun protokol kesehatan akhirnya menjadi terabaikan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Selasa 17 November 2020: Cancer Jangan Mudah Terpengaruh, Leo Tenanglah, Virgo?

Sehingga langkah preventif dan represif terhadap pelanggar protokol kesehatan harus dilakukan dengan tegas meski tidak perlu dibawa ke ranah hukum.

"Jadi berani untuk berkreasi dalam penanganan keamanan dalam negeri, termasuk Covid-19 di dalamnya, bukan hanya penegakan hukum, tapi hal lainnya," kata dia.

Ia pun berpendapat, apabila sekadar aman saja justru tida ada masalah, di Megamendung sendiri terbilang aman, namun yang dievaluasi bukan keamanannya, tetapi protokol kesehatannya.

Baca Juga: Bukan Teaser BE, BTS Malah Rilis MV Dynamite feat Artis Big Hit Labels, ARMY Marah: Emang Kebangetan

Hal itu lah yang perlu digarisbawahi. Kota Bogor pun aman, namun ada public yang merasakan ketidaknyamanan.

Dia meyakini Ahmad Dofiri bisa mengambil langkah yang lebih kreatif dalam penanganan Covid-19 secara antisipatif di Jawa Barat. Karena Ahmad Dofiri yang berasal dari Indramayu dinilai dapat memahami kultur Jawa Barat.

"Dofiri juga kan peraih Adhi Mayakasa (lulusan terbaik) kan katanya, jadi relatif baik lah. Tapi gak nyamannya dia mengganti orang yang dicopot, itu saja yang nggak nyamannya, kan jadi nggak enak sama yang senior, perasaan itu pasti ada." pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x