Beberapa kota di Prancis, termasuk di Paris, tidak akan mempertontonkan pertandingan Piala Dunia di fan zone.
Mereka beralasan pelanggaran hak pekerja migran dan dampak lingkungan pada turnamen menjadi pemicunya.
Pasalnya, penerapan hak asasi manusia di Qatar, terutama perlakuan pada pekerja migran, memicu kontroversi.
Hal itu semakin mencuat ketika Qatar dinobatkan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.
Pemimpin Qatar Emir Sheikh Tamim bin Hamad al-Tsani menyindir kritik yang bertebaran pada negaranya menjelang dimulainya Piala Dunia 2022.
“Sudah jelas kalau kampanye ini berlanjut, merambah dan melibatkan rekayasa dan standar ganda, hingga mencapai tingkat keganasan yang menimbulkan banyak pertanyaan.”
“Sayangnya ini menjadi alasan sebenarnya di balik kampanye ini,” ujarnya.***