Peran Perguruan Tinggi dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19: Ciptkan Masa Depan Bersama

20 November 2020, 11:53 WIB
Ilustrasi mahasiswa wisuda. / Unsplash/koloda

PR BANDUNGRAYA - Saat ini ekonomi Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara yang bertahan di tengah pandemi ini. Salah satunya dikarenakan ojek online yang menjadi wajah ekonomi nasional.

Sementara negara Singapura misalnya, ekonominya terkoreksi sangat signifikan dan ekonominya berhenti. Kemudian kota London (UK) menjadi kota mati tidak ada kehidupan dimana seluruh tempat perbelanjaan dan tempat makanan ditutup.

Masa pandemi ini merubah tatanan industri dan tatanan kerja yang sebelumnya bekerja di kantor menjadi kerja di rumah, akan tetapi bekerja di rumah tidak kalah produktif dibanding kerja di kantor.

Baca Juga: Lucunya Lisa BLACKPINK Kenalkan Pijatan Khas Thailand pada Rose di BLACKPINK DIARIES

“Sebuah inovasi dari Nadiem Makarim yang tidak pernah kita pikirkan 10 tahun yang lalu menjadi penggerak ekonomi yang dahsyat sekali, bagaimana dia menghubungkan telepon genggam dengan jasa ojek,” ucap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam sebagaimana dikutip prbandungraya.pikiran-rakyat.com dari Kemdikbud.

Nizam menyampaikan bahwa, jika kita merefleksi 10 tahun ke belakang dengan saat ini, dunia sudah sangat berubah. Oleh karena itu, pentingnya kolaborasi dan semangat perguruan tinggi lainnya yang telah membuka tembok di dunia pendidikan tinggi yang tidak lagi relevan dengan dunia industri, dunia kerja, dan dunia nyata.

Cara terbaik untuk memprediksi masa depan adalah dengan menciptakannya bersama-sama. Ini merupakan tujuan dari kolaborasi untuk menciptakan hari esok dengan menyiapkan sumber daya unggul melalui program Kampus Merdeka.

Baca Juga: Kabar Gembira Untuk Guru Honorer! Begini Mekanisme Pencairan dan Cara Pendaftaran BSU Rp1,8 Juta

Dan sebagai upaya lainnya yaitu menghadirkan sumber daya yang unggul, harus dimulai dari mahasiswa dan kampus yang sehat. Kampus yang sehat adalah kampus yang bebas dari narkoba, minuman keras, asap rokok, sehat jasmani, sehat mental, sehat spiritual, dan sehat lingkungan.

Hal tersebut dapat dimulai dari kantin yang bersih dan menyediakan makanan bergizi, lingkungan kampus yang hijau dan nyaman, lingkungan kampus yang bebas dari perundungan atau bullying.

Karena kampus yang sehat tidak hanya berdampak pada mahasiswa dan sivitas akademika, tetapi diharapkan mahasiswa sebagai agen perubahan dapat menularkan semangat sehat kepada masyarakat sekitar.

Baca Juga: Ada Jihyo TWICE hingga Rose BLACKPINK, 7 Idola Girl Group K-Pop Ini Cocok Tampil degan Rambut Pirang

Terutama dalam masa pandemi Covid-19 ini, diharapkan mahasiswa dapat menjadi contoh bagi masyarakat dalam melakukan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, serta selalu menerapkan 3M (Menggunakan masker, Mencuci tangan yang bersih di air yang mengalir, dan Menjaga jarak).

Menteri Kesehatan, Terawan berpendapat kampus merupakan lingkungan pendidikan generasi muda dan tempat berkumpulnya usia produktif yang memiliki potensi menjadi agen perubahan.

Selain itu, mahasiswa dapat berkontribusi melalui berbagai inovasi dalam upaya mempromosikan kesehatan dan pencegahan berbagai penyakit. Implementasi kampus sehat diperlukan untuk membudayakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) di kampus khususnya pada Covid-19 yang terjadi saat ini.

Baca Juga: Seakan Buktikan Jadi Pria Terseksi Sedunia, Jungkook BTS Tampil dengan Gaya Rambut Baru di Era BE

Seluruh lembaga pendidikan dan perguruan tinggi dapat menjadikan kampus yang sehat dan kampus yang siaga terhadap Covid-19. Pencanangan kampus sehat dilakukan untuk menguatkan dan memotivasi serta mendorong perguruan tinggi mewujudkan kampus sehat agar masyarakat kampus menjadi sehat secara menyeluruh melalui aktivitas pencegahan dan edukasi.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: Kemdikbud

Tags

Terkini

Terpopuler