“Perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari sosio ekonomi berbeda,” kata Jumeri.
Baca Juga: #prayforsemeru, BPBD Kabupaten Lumajang: 550 Warga Mengungsi saat Gunung Semeru Luncurkan Awan Panas
Kemudian, akan terjadi risiko kehilangan pembelajaran yang terjadi secara berkepanjangan dan menghambat tumbuh kembang anak secara optimal.
3. Tekanan Psikososial
Tekanan psikososial dan kekerasan dalam rumah tangga yang mana mengakibatkan anak stres akibat minimnya interaksi dengan guru, teman dan lingkungan luar, ditambah tekanan akibat sulitnya pembelajaran jarak jauh yang menyebabkan stres pada anak.
Baca Juga: PT Pos Indonesia Telah Menyalurkan BST Senilai Rp2,4 Triliun ke 483 Kota Termasuk Wilayah 3T
4. Kasus Kekerasan
Ketika Anak-anak tidak bersekolah tatap muka dengan guru. Maka tidak menutup kemungkinan banyak anak terjebak pada kekerasan di rumah, tanpa terdeteksi para guru.
5. Tingginya Angka Pernikahan Dini
Sebelumnya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan pandemi Covid-19 telah berdampak pada tingginya kasus perkawinan atau pernikahan pada anak.