PR BANDUNGRAYA – Awan panas berguguran dari Gunung api Semeru berjarak hingga 2.000 meter ke arah Besuk Kobokan. Peristiwa tersebut termonitor oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Selasa 1 Desember 2020 pukul 1.23 WIB.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan sekitar pukul 23.35 WIB, terlihat secara visual guguran lava pijar dari ujung lidah lava, perkiraan sejauh 1.000 meter.
Sedangkan awan panas guguran, ini tampak pada 1.23 WIB dengan jarak luncur 2.000 meter. Selanjutnya pada pukul 2.00 WIB, awan panas guguran sudah mencapai 3.000 meter.
Baca Juga: PT Pos Indonesia Telah Menyalurkan BST Senilai Rp2,4 Triliun ke 483 Kota Termasuk Wilayah 3T
Sementara itu, sekitar pukul 3.00 WIB, BPBD setempat melaporkan hujan yang bercampur abu vulkanik berlangsung dan turun di sekitar pos pengamatan. Kondisi ini diperkirakan potensi lahar panas yang cukup kuat.
Menyikapi upaya darurat, BPBD menurunkan tim untuk memonitor kondisi lapangan serta membuka pos pengungsian di lapangan untuk menampung sementara mereka yang melakukan evakuasi.
BPBD Kabupaten Lumajang melaporkan sebanyak 550 warga sekitar Gunung Semeru telah dievakuasi pada Selasa 1 Desember 2020 dini hari, setelah terjadinya peningkatan aktivitas vulkanis.
Baca Juga: Ini Bocoran Sutradara dan Judul Episode Final Attack On Titan Season 4, Perjalanan Terakhik Eren?
Berdasarkan data sementara, warga sekitar lereng Gunung Semeru mengungsi di tiga titik pengungsian yang berada di Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro, dan Desa Kamar Kajang, Lumajang, Jawa Timur.
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang mencatat sejumlah kebutuhan mendesak, seperti makanan siap saji, dapur umum dan masker.