Apa Itu Munggahan? Istilah yang Biasa Digunakan Menjelang Bulan Ramadhan

- 4 Maret 2024, 10:47 WIB
Apa Arti Munggahan? Istilah yang Biasa Digunakan Menjelang Bulan Ramadhan
Apa Arti Munggahan? Istilah yang Biasa Digunakan Menjelang Bulan Ramadhan /Antara/Muhammad Bagus Khoirunas/

BANDUNGRAYA.ID - Menyambut kedatangan Bulan Suci Ramadhan, masyarakat Sunda memegang tradisi khas yang dikenal sebagai munggahan. Munggahan, yang secara etimologis berasal dari kata "unggah" yang berarti meningkat atau naik, diyakini pada masa lalu merupakan momen di mana roh nenek moyang atau kerabat yang telah berpulang dipercaya turut hadir.

Lebih dari sekadar simbolisme keagamaan, munggahan bagi masyarakat Sunda juga mengandung pesan nilai kemanusiaan yang dalam, menjadi cermin dari hubungan yang universal antar manusia.

Menurut Profesor Jakob Sumardjo dalam karyanya "Sunda Pola Rasionalitas Budaya" (Kelir, 2015), istilah munggahan yang terjadi menjelang bulan puasa Ramadhan memiliki arti bahasa yang dalam, yakni perubahan menuju arah yang lebih baik.

Baca Juga: Rekomendasi 6 Tempat Munggahan di Bandung untuk Sambut Ramadhan Bareng Keluarga

Konsep naik ini mengacu pada arah di masa lalu nenek moyang Indonesia, di mana sungai menjadi jalan utama komunikasi sosial. Dalam konteks ini, kata "munggah" mencerminkan perjalanan menuju hulu sungai, yang secara kiasan juga melambangkan kembali ke akar dan asal-usul.

Tradisi munggahan membawa dalam dirinya nilai-nilai arketip bangsa. Manusia Indonesia, terutama di Jawa dan Sunda, dalam menjalankan tradisi munggahan senantiasa mengingat asal-usul dan akar budayanya.

Ungkapan seperti "Mulih ka Jati Mulang ka Asal" dalam bahasa Sunda atau "Sangkan Paraning Dumadi" dalam bahasa Jawa menjadi bukti konkret bagaimana tradisi ini menjadi pijakan untuk merenungkan perjalanan hidup dari mana berasal dan akan kembali.

Sejarah tradisi munggahan, seperti yang diselidiki oleh Tata Twin Prehatinia dan Widiati Isana dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, menunjukkan bahwa tradisi ini masih kuat di masyarakat Sunda.

Menurut mereka, tradisi munggahan pada 1990-an masih dijalankan dengan penuh kekentalan, menunjukkan komitmen masyarakat dalam melestarikan warisan budaya mereka.

Halaman:

Editor: Resa Mutoharoh

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x