Mampu Raih Jutaan Pendengar dan Penghasilan yang Fantastis, Simak Perjalanan Awal Spotify

25 Agustus 2020, 20:40 WIB
Ilustrasi Spotify pada smartphone. /Pixabay/PhotomixCompany

PR BANDUNGRAYA – Pernahkah kalian menggunakan beberapa situs seperti Stafaband, 4shared, dan mp3gratis, untuk mengunduh musik.

Beberapa situs tersebut pernah menjadi andalan pengguna internet untuk bisa mengunduh musik.

Namun, sayangnya situs-situs tersebut tidak mempunyai lisensi terhadap distribusi lagu.

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi seperti sekarang, maka munculah beberapa platform layanan streaming musik yang memudahkan pengguna untuk bisa mendengarkan musik secara legal.

Baca Juga: Tayang Mulai 4 September 2020, Disney Plus Rilis Harga Premium untuk Film 'Mulan'

Salah satunya adalah Spotify, platform ini menawarkan kepada penggunanya dua tipe layanan, gratis dan premium.

Sebagaimana dikutio Pikiranrakyat-bandungraya.com dari Warta Ekonomi, berikut perjalanan bisnis Spotify yang kini sudah menguasai hampir 36 persen layanan streaming secara global.

Awal Karir Spotify

Spotify berdiri pada 2006 di Swedia, Daniel Ek dan Martin Lorentzon adalah sebagai pendirinya.

Tujuan keduanya ingin memberantas pembajakan musik digital yang makin meningkat pada awal 2000-an. Di awal perjalanannya Ek dan Lorenzton melakukan penelitian dengan berbagai file musik format mp3 di penyimpanan komputer mereka ke internet.

Pada awalnya, Ek dan Lorenzton sulit mendapat investor, banyak yang menilai kalau pendapatan di Spotify jauh lebih sedikit daripada layanan berbayar seperti iTunes.

Akhirnya pada 7 Oktober 2008, setelah menyakinkan label rekaman berbagi konten dengan imbalan 20 persen saham agregat (indeks pasar atau rata-rata industri).

Baca Juga: Target Kominfo hingga 2022: Jaringan 4G Dapat Dinikmati 12.000 Desa di Indonesia

Terlebih lagi, para pelaku dunia industri musik menyadari pentingnya kerjasama dengan platform streaming seperti Spotify, seiring dengan mudahnya berbagi musik di internet yang telah mengganggu pendapatan dalam penjualan CD musik.

Spotify menjalin kerjasama dengan Facebook

Tahun 2009, Spotify mendapatkan atensi dari Facebook. Mark Zuckerberg sangat mengapresiasi, dengan mengatakan Spotify sangat bagus. Bahkan, nilai pasar Spotify pada 2010 menyentuh angka 4 miliar dolar AS.

Facebook menggandeng Spotify sebagai partner, ketika platform itu merilis layanan di Amerika Serikat pada tahun 2011.

Spotify langsung mendapati 1 juta pelanggan premium, dan meningkat menjadi 5 juta setahun setelahnya.

Spotify merambah dunia smartphone

Pada tahun 2012, Spotify memiliki 18 miliar trek lagu dan 20 juta pengguna. Spotify tidak menduga jika para pengguna smartphone bakal meningkat pesat, karena pada awalnya Spotify hanya berbasis di komputer.

Di perjalanannya, spotify sempat mendapati beberapa keluhan dari para musisi, mereka mengeluhkan karena mendapati bayaran yang tidak sepadan.

Dalam kasusnya, penyanyi kenamaan Taylor Swift sempat memutuskan kontrak dengan Spotify pada tahun 2014 karena bayaran, lalu menjalin kontra kembali pada tahun 2017 lalu.

Ek mengatakan saat itu, Spotify baru saja menggandeng label musik dengan menggelontorkan biaya sebesar  2 miliar dolar sejak 2008.

Baca Juga: Penggemar Heboh Mark Perkenalkan Diri Sebagai Member NCT, Pertanda Bakal Kembali Aktif di NCT Dream?

Spotify hingga sekarang

Meskipun mengalami pro-kontra, pengguna aktif bulan dan pelanggan terus bertambah.

Pada tahun 2016 penggunanya sedikit demi sedikit terus bertambah tiap kuartal hingga sekarang.

Di tahun 2019, Spotify merilis program Spotify Wrapped kepada para pengguna. Lebih dari 60 juta pengguna terlibat langsung dengan fitur baru itu. Berbagi konten 40 juta kali dan streaming 6,5 miliar dari daftar putar.

Pada akhirnya, spotify berhasil mempunyai investasi pasar senilai 26,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 400 triliun.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler