Mendeteksi Batuk Orang Sehat dan Batuk Pasien Covid-19 dengan Aplikasi

1 November 2020, 12:29 WIB
Ilustrasi batuk. /PIXABAY

PR BANDUNGRAYA – Salah satu ciri-ciri orang terkena Covid-19 yaitu sering batuk. Namun, apakah semua batuk dikategorikan ia terpapar virus corona?

Dikutip dari prbandungraya.pikiran-rakyat.com, melalui RRI, Institute Teknologi Massachusetts, Amerika Serikat menemukan orang yang OTG berbeda ketika ia sedang batuk.

Perbedaan tersebut tidak dapat didengar oleh telinga manusia, tapi mereka bisa ditangkap oleh kecerdasan buatan atau artificial intelegence (AI).

Baca Juga: Begini Cara Mendapatkan Keringanan Listrik dari PLN, Periode hingga Desember 2020

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan baru-baru ini di IEEEi Journal of Engineeering in Medicine and Biology, model membedakan OTG dan orang sehat ketika ia batuk.

Ini membuktikan melalui rekaman batuk paksa, yang dikirimkan oleh orang secara sukarela melalui browser web dan perangkat seperti ponsel dan laptop.

Menurut Peneliti di Laboratorium Auto-ID MT, Brian Subirana, para peneliti melatih model tersebut pada puluhan ribu sampel batuk, sampai meneliti kata-kata yang diucapkan.

Baca Juga: Libur Panjang Telah Usai, Lakukan Langkah Ini untuk Melindungi Diri dan Orang Sekitar dari Covid-19

Ketika mereka memasukan rekaman batuk baru kepada model tersebut, AI secara akurat mengidentifikasi 9,5 persen batuk dari orang yang dipastikan mengidap Covid-19.

Termasuk 100 persen batuk dari asimtomik, yang melaporkan bahwa mereka tidak memliki gejala tetapi telah dites positif virus corona.

Tim tersebut sedang menggabungkan model ini untuk disiapkan masuk kedalam aplikasi ramah pengguna, jika disetujui FDA dan diadopsi dalam skala besar.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Tembus 1 Juta, Inggris Lockdown Lagi, Bagaimana Nasib Pekerja?

“Alat ini menjadi penyaring gratis, nyaman, dan non-invasif untuk mengidentifikasi orang yang cenderung asimtomatik untuk Covid-19,” ujarnya.

Ketika ini sudah siap, pengguna dapat merekam batuk ke telepon tiap hari, dan langsung mendapatkan informasi tentang apakah mereka terinfeksi.

Hal tersebut bisa sangat efektif, karena dapat mengurangi penyebaran virus jika sesorang menggunakannya sebelum bepergian ke luar, pabrik bahkan restoran.

Baca Juga: Rangkuman Drama Start-Up Episode 5: Perjuangan Samsan Tech di Sand Box dan Kisah Pilu Seo Dal Mi

Sebelum pandemi muncul, peneliti ini juga telah melatih algoritma pada rekaman batuk di ponsel untuk secara akurat mendiagnosis pneumonia dan asma.

Dengan cara yang sama pun, tim peneliti sedang mengembangkan model AI untuk menganalisis rekaman batuk paksa untuk melihat seseorang menunjukan tanda-tanda Alzheimer.

Bukan hanya itu saja, alat ini bisa mendeteksi seperti pita suara yang melemah. Melatih jaringan saraf untuk membedakan suara yang terkait dengan tingkat kekuatan pita suara.

Baca Juga: Berikut 13 Hari Penting Tingkat Nasional dan Internasional di Bulan November

Penelitian telah menunjukan bahwa kualitas suara 'mmmm' dapat menjadi indikasi seberapa lemah atau kuat pita suara seseorang.

Subrina melatih jaringan saraf pada kumpulan data buku audio dengan lebih 1.000 jam bicara untuk melihat kata 'mereka' dari kata lain seperti 'yang' dan 'kemudian'.***

Editor: Fitri Nursaniyah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler